Autumn Falling Leaves

Selasa, 15 November 2016

Proposal Pijat Bayi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
          Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan. Kemungkinan anak meninggal pada usia yang berbeda adalah 19 per seribu selama masa neonatal, 15 per seribu dari usia 2 hingga 11 bulan dan 10 per seribu dari usia satu sampai lima tahun. Seperti di negara-negara berkembang lainnya yang mencapai status pendapatan menengah, kematian anak di Indonesia karena infeksi dan penyakit anak-anak lainnya telah mengalami penurunan, seiring dengan peningkatan pendidikan ibu, kebersihan rumah tangga dan lingkungan, pendapatan dan akses ke pelayanan kesehatan. Kematian bayi baru lahir kini merupakan hambatan utama dalam menurunkan kematian anak lebih lanjut. Sebagian besar penyebab kematian bayi baru lahir ini dapat ditanggulangi (UNICEF, 2012: 1)
1
       Penelitian tentang pijat bayi memang masih belum banyak dipublikasikan namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para pakar Ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuhan dan pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua bayi terhadap peningkatan produksi ASI dan kenaikan berat badan bayi. Penelitian Lana di Australia membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang tuanya akan mempunyai kecenderungan peningkatan berat badan, hubungan emosional dan sosial yang lebih baik (Merineherta,2010:2)
       Pengamatan Field yang dikutip David, ahli virologi mulekuler dari Inggris, dalam makalah berjudul Touch Therapy: Science Confirms Instinct, menyebutkan terapi pijat 30 menit per hari bisa mengurangi depresi dan kecemasan pada bayi sehingga bayi dapat tidur lebih nyeyak dan tenang. Terapi pijat yang dilakukan 15 menit selama enam minggu pada bayi usia 1-3 bulan juga meningkatkan kesiagaan (alertness). Diikuti dengan peningkatan berat badan, perbaikan kondisi psikis, berkurangnya kadar hormone stres, dan bertambahnya kadar serotonin. Meningkatnya aktivitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormone adrenalin (hormone stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh (Merineherta,2010:2)
       Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang perananannya oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para pakar telah membutikan bahwa terapi sentuh dan pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan berupa membuat bayi tidur lebih lelap, karena selama fase bayi, pertumbuhan sel-sel syaraf belum sempurna sehingga diperlukan waktu tidur yang lebih lama (14 jam/hari) untuk perkembangan syaraf dan pembentukan sinaps (Hardianto,2013:2)
       Pola tidur bayi pada usia enam bulan mulai tampak mirip dengan orang dewasa. Setelah mengatur periode yang umumnya memakan waktu 10 sampai 20 menit, tidur bayi berubah tahapnya yaitu dari tahap satu non-REM menuju tahap tiga atau empat. Bayi mungkin kembali ke tahap satu dan berputar kembali setelah satu atau dua putaran tidur NREM, REM mulai timbul setelah 60 sampai 90 menit, Siklus tidur yang lebih sering muncul pada bayi adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang lebih pendek, sekitar 30%dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM. Tidur REM berpengaruh pada kecerdasan anak, ketika tidur aktif (REM) aliran darah ke otak meningkat, pertumbuhan sel-sel otak lebih cepat, merangsang fungsi-fungsi otak, restorasi emosi dan kognitif serta konsolidasi pengalaman yang dialaminya hari itu. Semakin bertambahnya usia, tidur aktif juga akan semakin berkurang. Karena itu untuk tumbuh kembang yang maksimal bayi membutuhkan waktu yang cukup untuk tidur. Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi maka kebutuhan tidurnya harus terpenuhi, agar tidak berpengaruh buruk terhadap perkembangannya. Oleh karena itu tindakan pemijatan pada bayi sangatlah penting untuk menentukan kualitas tidur yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Adapun dampak positif bagi bayi yang telah dipijat yaitu bayi akan tidur dengan lelap sedangkan pada waktu bangunnya daya konsentrasinya akan penuh (Hardianto,2013:2)
       Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikkan sejak berabad-abad  silam. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia dan diwariskan secara turun temurun. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan  jaminan  adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Pijat bayi sudah digunakan sejak dahulu sebagai teknik pengobatan sederhana dengan sentuhan yang memberikan kenyamanan bagi tubuh. Sebagai terapi sentuh, pijat bayi pijat bayi secara rutin memberi rasa rileks sekaligus sebagai cara yang luar  biasa untuk berkomunikasi dan mempererat ikatan emosi antara ibu atau anggota keluarga lain dengan bayi (Lia,2013:1)
       Ilmu kesehatan tentang pijat bayi ini masih belum diketahui oleh masyarakat, dikarenakan  masyarakat masih  mempercayakan pijat bayi pada dukun bayi dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pijat bayi kepada tenaga kesehatan.  Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pijat bayi kepada dukun adalah karena faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun temurun. Di Indonesia pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga saat bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Lia,2013:1)
       Berdasarkan data  yang diperoleh dari Dines Kesehatan Kabupaten Bulukumba tahun 2012 terdapat 7106  jumlah bayi ,tahun 2013 tedapat 7141 jumlah bayi, dan pada tahun 2014 terdapat 6883 jumlah bayi. berdasarkan data tahun 2012 jumlah bayi sebanyak 7106 dan tahun 2013 dengan jumlah bayi sebanyak 6883 ini menandakan adanya penurunan angka yang signifikan.
       Berdasarkan data yang diperoleh dari Pustu Desa Bontoraja jumlah ibu yang memiliki bayi 0 – 2 tahun pada tahun 2013 Sawere sebanyak 20 orang ( 35,7% ), dusun Dusuru 16 orang ( 28,5% ), di Dusun lahumbung 9 orang ( 16,3% ), di Dusun Kampung Beru 7 orang ( 12,5% )  dan di Dusun Bonto Tanae 4 orang ( 7 % ) jumlah keseluruhan 56 orang  ( 100% ) , tahun 2014 Sawere sebanyak 19 orang ( 39,5% ), dusun Dusuru 10 orang ( 20,8% ), di Dusun lahumbung 10 orang ( 20,8% ), di Dusun Kampung Beru 3 orang ( 6,4 %) dan di Dusun Bonto Tanae 6 orang ( 12,5% ) jumlah keseluruhan 48 orang ( 100% ) dan pada tahun 2015 di dusun Sawere sebanyak 16 orang ( 39% ), dusun Dusuru 9 orang ( 21,9% ), di Dusun lahumbung 7 orang ( 17% ), di Dusun Kampung Beru 5 orang (12,4% ) dan di Dusun Bonto Tanae 4 orang ( 9,7% ) jumlah keseluruhan 41 ( 100 % ),  jadi jumlah keseluruhan dari 5 dusun mulai tahun 2013 sampai 2015 yaitu sebanyak 145 orang.
       Dari latar belakang yang menunjukan bahwa ada banyak manfaat melakukan pemijatan pada bayi namun masih banyak masyarakat utamanya orang tua yang pengetahuannya kurang tentang tekhnik memijat bayi yang benar, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitain mengenai Gambaran Pengetahuarin Ibu Tentang tekhnik memijat bayi yang benar usia 0 – 2 tahun di Desa Bontoraja Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

B.     RUMUSAN MASALAH
       Berdasarkan uraian dalam latar belakang  tersebut diatas dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut ;  “bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang teknik memijat bayi yang benar usia 0 – 2 tahun di Desa Bontoraja Kecamatan Gantareng Kabupaten Bulukumba?”.
C.    TUJUAN PENELITIAN
1.      Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang teknik memijat bayi yang benar usia 0 – 2 tahun di Desa Bontoraja Kecamatan Gantareng Kabupaten Bulukumba.
2.         Tujuan khusus
a.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang teknik memijat bayi dalam kategori baik  di Desa Bontoraja Kecamatan Gantareng Kabupaten Bulukumba.
b.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang teknik memijat bayi dalam  kategori cukup  di Desa Bontoraja Kecamatan Gantareng Kabupaten Bulukumba.
c.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang teknik memijat bayi dalam kategori kurang  di Desa Bontoraja Kecamatan Gantareng Kabupaten Bulukumba.

D.    MANFAAT PENELITI
1.      Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat khususnya dalam memperbanyak referensi tentang teknik memijat bayi yang benar dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya
2.      Bagi ibu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi khususnya pada ibu tentang teknik memijat bayi yang benar dan bagi masyarakat luas pada umumnya di Desa Bontoraja Kecamatan Gantareng Kabupaten Bulukumba
3.      Bagi peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    TINJAUAN UMUM TENTANG PENGETAHUAN

1.       Definisi Pengetahuan
       Menurut Wawan dan dewi (2010:11), pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciumana, rasa dan raba dengan sendiri.
       Menurut Notoatmodjo (2012;147), pengetahuan adalah hasil ’tahu’ dan ini terjadi  setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgen daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
2.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
       Menurut Notoatmodjo (2012:148) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
a.     Pendidikan
       Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
b.    Informasi / Media Massa
        Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.
       Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Informasi yang dimaksud disini adalah informasi yang didapatkan ibu tentang kehamilan, persalinan, nifas dan persiapan laktasi.
c.     Usia
       Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :
1)        Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang  dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
2)        Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia. Usia yang dimaksud disini adalah usia ibu post partum.
3.      Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2011:148) pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :
a.     Tahu (know)
                             Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b.    Memahami (Comprehension)
                   Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.
c.     Aplikasi (Aplication)
                        Diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
d.    Analisis (Analysis)
                   Diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek ke dalam sesuatu komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi. Dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainnya.
e.     Sintesis (Synthesis)
       Sintesis yang menunjukan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.


f.     Evaluasi (Evaluation)
                   Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
4.      Kategori Pengetahuan
Menurut Arikunto (2010) yang dikutip dari Wawan (2010:18) pengetahuan dibagi dalam 3 kategori yaitu:
a.                       Baik        :           Bila subyek mampu menjawab dengan benar   
                           76% dari seluruh petanyaan,
b.             Cukup    :           Bila subyek mampu menjawab dengan benar
                                         56% - 75% dari seluruh pertanyaan,
c.              Kurang   :           Bila subyek mampu menjawab dengan benar
                                          <56% dari seluruh pertanyaan.
                                  






B.     TINJAUAN UMUM TENTANG PIJAT BAYI
1.              Pengertian
       Pijat bayi merupakan sentuhan setelah kelahiran dapat memberikan jaminan  adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan nyaman pada bayi ( wiwid : 2012:1 )
2.              Manfaat pijat bayi
Menurut Alan (2010:12 ) manfaat pijat bayi yaitu; 
a.    Manfaat bagi bayi
1.)         Rasa aman
       Kontak fisik secara positif antara orang tua dan anaknya, membuat anak merasa berharga dan dicintai.
2.)         Kesehatan utama
       Penelitian menunjukan bahwa bayi yang disentuh dengan penuh kasih sayang jarang sekali menangis dan sakit, dari pada yang tidak disentuh.
        pijat memperbaiki sirkulasi dan menambah system kekebalan, juga meningkatkan aliran cairan getah bening keseluruh tubuh untuk membersihkan zat yang berbahaya dalam tubuh. Pijat juga mengatasi rasa sakit dan beberapa gejala penyakit, serta meningkatkan relaksasi dan menenangkan bayi.

3.)         Pertumbuhan fisik
       Pijat meningkatkan kesadaran fisik, kekuatan otot dan membuat persendian lebih lentur. Khususnya sangat bermanfaat bagi bayi premature, bayi yang lahir dengan berat yang kurang dan anak – anak dengan kebutuhan khusus.
4.)         Kemampuan bersosialisasi
       Menyentuh bayi mengajarkan berkomunikasi. Pijat memebantu menciptakan komunikasi non verbal , yang member kemampuan bersosialisasi.
b.        Manfaat bagi orang tua
1.)            Relaksasi
       Ketika memijat bayi kita akan terfokus padanya. Para orang tua menceritakan  bahwa interaksi ini menyenangkan dan rileks.
2.)            Mengembangkan kepekaan
       Karena bayi tidak dapat mengatakan apakah ia menyukai usapan atau kurang nyaman, kita hanya melihat reaksinya dan mengartikannya.
3.)            Membangun percaya diri
       Para orang tua menjadi lebih sensitif dan percaya diri, kontak fisik dari sebuah pijatan akan membuatnya nyaman dalam menangani bayinya.
4.)            Jalinan orang tua – anak
       Komunikasi verbal yang dilakukan pada bayi melalui pijatan dapat berlanjut hingga dimasa datang, pijat juga menjadi sangat rutin antara orang tua dan anak.
3.        Hal yang harus diperhatikan sebelum pemijatan bayi
       Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan (Suprayanto,2010)
a.    Bayi umur 0 – 1 bulan          
            Gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut.
b.    Bayi umur 1 – 3 bulan
            Gerakan memijat dilakukan dengan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.
c.    Bayi umur 4 bulan –  2 tahun
1.) Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin
     meningkat. Total waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit.
     Lumurkan sesering mungkin minyak atau baby oil atau lotion
     yang lembut sebdelum dan selama pemijatan. Setelah itu, lakukan
     gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan disepanjang sisi
     muka bayi atau usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk
     memberitahukan bahwa waktu pemijatan akan segera dilakukan
     padanya.
2.) Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Sebab
     umumnya bayi lebih menerima apabila dipijit pada daerah kaki.
     Permulaan seperti ini akan member kesempatan pada bayi untuk
     membiasakan dipijit sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya
     urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari kaki, kemudian
     perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung.
3.) Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat
     dipergunakan sebagai dasar pijat bayi. Setiap gerakan yang
     diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang sebanyak
     lima sampai enam kali tergantung kebutuhan.
4.        Teknik pijat bayi
              Menurut Diah ( 2013 ) Untuk bayi cukup bulan dan batita pemijatan 
        dilakukan pada area wajah, dada, perut, tangan, kaki, dan punggung.
a.       Wajah
1.)    Caress Love :

 Gambar 2.1
       Menggunakan seperempat ujung telapak tangan menekan pada kenng bayi, pelipis dan pipi dengan gerakan seperti membuka buku dari tengan ke samping.
2.)    Relax
Gambar 2.2
       kedua ibu jari memijat daerah di atas alis dari tengah ke samping.
3.)    Circle down
Gambar 2.3
       Memijat dari pangkal hidung turun sampai tulang pipi menggunakan ibu jari telunjuk dengan gerakan memutar perlahan


4.)    Smile
Gambar 2.4
       Memijat di atas mulut bayi dengan ibu jari dari tengah ke samping, tarik sehingga ia tersenyum dilanjutkan dengan memijat lembut rahang bawah bayi dari tengah ke samping seolah membuat bayi tersenyum.
5.)    Cute
Gambar 2.5
       Akhiri pijatan wajah dengan memijat secara lembut daerah di belakang telingan ke arah dagu.



b.      Dada
1.)    Butterfly
Gambar 2.6
       Mulailah dengan meletakkan kedua telapak tangan di tengah dada bayi. Menggerakkan kedua telapak tangan ke atas, kemudian ke sisi luar tubuh dan kembali ke tengan tanpa mengangkat tangan seperti membentuk kupu-kupu.
2.)    Cross
Gambar 2.7
       Membuat pijatan menyilang dengan teapak tangan dari pinggang ke arah bahu dan sebaliknya. Bergantian kanan dan kiri.

c.       Tangan
1.)    Milking India
Gambar 2.8
       Memegang tangan bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang tongkat pemukul softball (tangan kanan menggenggam lengan atas, tangan kiri menggenggam lengan bawah) sambil menggenggam tangan bayi kedua tangan digerakkan dari bahu ke pergelangan tangan seperti memerah (perahan India)
2.)    Milking Swedia
Gambar 2.9

       Melakukan gerakan kebalikannya dari pergelangan tangan ke pangkal lengan (perahan swedia)
3.)    Rolling
Gambar 2.10
       Gunakan ke dua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti menggulung dimulai dari pagkal lengan menuju pergelangan tangan.
4.)    Squeezing
Gambar 2.11
       Melakukan gerakan memutar / memeras dengan lembut dengan kedua tangan dari pangkal lengan ke pergelangan tangan.

5.)    Thumb After Thumb
Gambar 2.12
       Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak tangan dan punggung tangan mulai 
dari pergelangan tangan.
6.)    Spiral
Gambar 2. 13
       Dengan ibu jari pijat seluruh permukaan telapak tangan dan punggung tangan mulai dari pergelangan tangan dengan gerakan memutar.


7.)    Finger Shake
Gambar 2.14
       Akhiri pijatan tangan dengan menggoyang dan menarik lembut setiap jari tangan bayi.
d.      Perut
1.)    Mengayuh
Gambar 2.15
       Meletakkan telapak tangan kanan di bawah tulang iga dan hati. Menggerakkan telapak tangan kanan ke bawah dengan tekanan lembut sampai di bawah pusar. Mengulang dengan telapak tangan kiri secara bergantian beberpa kali.

2.)    Bulan - Matahari
Gambar 2.16
       Membuat pijatan dengan telapak tangan kanan mulai dari perut atas sebelah kiri ke kanan searah jarum jam sampai bagian kanan  perut bawah bayi (gerakan bulan). Dengan tangan kiri lanjutkan gerakan berputar mulai dari perut bawah sebelah kiri ke atas mengikuti arah jarum jam membentuk lingkaran penuh (gerakan matahari). Gerakan diulang beberapa kali.
3.)    I Love You
Gambar 2.17
       I : Memijat dengan ujung telapak tangan dari perut kiri atas lurus ke bawah seperti membentuk huruf "I", LOVE : Memijat dengan ujung telapak tangan mulai dari perut kanan atas ke kiri kemudian ke bawah membentuk huruf L terbalik, YOU : Memijat dengan ujung telapak tangan mulai dari perut kanan bawah ke atas membentuk setengah lingkaran ke arah perut kiri atas kemudian ke bawah membentuk huruf U terbalik
4.)    Walking
Gambar 2.18
       Menekan dinding perut dengan ujung-ujung jari telunjuk tengah dan jari manis bergantian berjalan dari sebelah kanan ke kiri. Mengakhiri pijatan perut dengan mengangkat kedua kaki bayi kemudian menekannkan perlahan ke arah perut.
e.       Kaki
1.)    Milking India
Gambar 2.19
       Memegang tungkai bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang tongkat pemukul softball (tangan kanan menggenggam tungkai atas, tangan kiri menggenggam tungkai bawah) sambil menggenggam tangan bayi kedua tangan digerakkan dari pangkal paha ke tumit seperti memerah.
2.)    Milking Swedia
Gambar 2.20
       Melakukan gerakan kebalikannya dengan satu cara satu tangan memegang pergelangan kaki yang lain memijat dari pergelangan kaki ke pangkal paha
3.)    Squeezing
Gambar 2.21

       Melakukan gerakan menggenggam dan memutar dari pangkal paha sampai ujung jari kaki.
4.)    Thumb After Thumb
Gambar 2.22
       Menekan dengan ujung ibu jari bergantian mulai dari tumit ke arah ujung jari kaki. Menekan tiap jari kaki menggunakan dua jari tangan kemudian ditarik dengan lembut Menekan punggung kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian ke araj ujung jari
f.       Punggung
1.)    Go Back-Forward
Gambar 2.23
       Dengan posisi tangan tegak lurus dengan tulang punggung dilakukan pemijatan dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan di sepanjang punggungnya dari leher sampai pantat bayi.
2.)    Slip
Gambar 2.24
       Dengan posisi telapak tangan tegak lurus terhadap tulang punggung dilakukan pemijatan dengan gerakan lurus ke bawah menggeincir dari leher sampai pantat.
3.)    Spiral
Gambar 2.25

       Dengan tiga jari membuat gerakan melingkar kecil di sepanjang otot punggung dari bahu sampai pantat sebelah kiri dan kanan. Akhiri pijatan punggung dengan membuat beberapa kali belaian memanjang dengan ujung ujung jari dari leher menuju pantat.
C.    Kerangka Konsep
       Pada penelitian yang dilakukan ini terdapat dua variable yaitu variable dependen dan independen. Pada penelitian ini yang termasuk dalam variable dependen (variable yang terikat) adalah Pijat bayi, dan yang menjadi variable independen (variable bebas) adalah pengetahuan ibu.
        Berdasarkan konsep pemikiran yang ada maka dapat digambarkan suatu model hubungan antara variable yang diteliti sebagai berikut :
Skema  hubungan antar variable
Pengetahuan ibu
pijat bayi
 



Keterangan:
                                  : Variabel Independen
                                  : Variabel Dependen
                                  : Hubungan antara variabel yang diteliti

D.    Definisi oprasional
Tabel 2.1
Definisi oprasional variabel
no
Variable
definisi operasional
skala pengukuran
Criteria
1
pengetahuan
hasil tahu mengenai hal – hal yang berkaitan jawaban responden dari pernyataan yang diberikan
Kuisioner
baik ; 76 – 100%
cukup ; 56 – 75 %
kurang ; < 55 %
( Arikunto,2010 )











BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Desain Penelitian
       Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif  adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Kuantitatif  adalah data yang berbentuk angka-angka (Arikunto, 2010)

B.       Waktu dan Tempat Penelitian
1.      Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juni 2015.
2.      Tempat Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di  Desa Bontoraja kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

C.      Populasi dan sampel
1.      Populasi
       Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Mustamin, 2014:12). Pada penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0 – 2 tahun di Desa Bontoraja Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba yang berjumlah 145 orang.
2.      Sampel
       Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan peneliti saja yang menganggap unsur – unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil (Mustamin,2014:12). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 0 – 2 tahun sebanyak 40 responden.

D.      Pengumpulan Data
       Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuisioner atau angket pada ibu, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuisioner sampai selesai dan diambil pada saat itu juga oleh peneliti.

E.       Instrumen Penelitian
       Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuisioner. Kuisioner adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang ditujukan kepada responden untuk dijawab, kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia (Sulistyaningsih, 2011:122).
F.       Pengolahan dan Analisa Data
       Pengolahan data secara manual menggunakan kalkulator dan selanjutnya disajikan dalam bentuk table dan narasi. Menurut Hidayat, (2014:114). Langkah-langkah proses pengolahan data, dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Editing
       Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2.      Coding
             Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
3.      Data Entry
       Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.
4.      Melakukan tehnik analisis
             Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan menggunakan statistik deskriptif. Sementara itu, analisis analitik akan menggunakan statistika inferensial.
              Statistika deskriptif adalah statistika yang membahas cara-cara meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna. Statistika inferensial (menarik kesimpulan) adalah statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial
G.                Analisa Data
       Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekueisndi dan presentase dari tiap variabel.
Selanjutnya, hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu ditunjukkan dengan presentase dengan keterangan sebagai berikut: (Arikunto, 2010)
1.    Baik, bila responden dapat menjawab 76 - 100% pertanyan dengan
   benar
2.    Cukup, bila responden dapat menjawab 56 - 75% pertanyan dengan
     benar
3.    Kurang, bila responden hanya menjawab < 55% pertanyan dengan
      benar
Data dianalisa dilakukan secara deskriktif dengan menghitung nilai proporsi dengan presentase (%) menggunakan rumus :    
P =  X 100%
Keterangan :
P  : presentase yang dicari
f   : frekuensi
N : jumlah sampel
H.                Etika Penelitian
       Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Kepala desa Bontoraja Kecematan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Kemudian kuesioner dibagikan kepada responden dengan memperhatikan  etika. Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian menurut komisi nasional etik penelitian keperawatan (KNEPK) yaitu:
1.    Menghormati seseorang (respect for person).
       Penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh ada paksaan atau penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian. Subjek dalam penelitian juga berhak mendapatkan informasi yang terbuka dan lengkap tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat penelitian, prosedur penelitian, resiko penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan kerahasiaan informasi.
       Setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan mempertimbangkannya dengan baik, subjek kemudian menentukan apakah akan ikut serta atau menolak sebagai subjek penelitian. Prinsip ini tertuang dalam pelaksanaan informed consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian.
       Peneliti melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan informed consent antara lain :
a.    Mempersiapkan formolir persetujuan yang akan ditandatangani oleh
     subjek penelitian.
b.    Memberikan penjelasan langsung kepada subjek mencakup seluruh
     penjelasan yang tertulis dalam formulir informed consent dan
     penjelasan lain yang diperlukan untuk
     memperjelas pemahaman subjek tentang pelaksanaan penelitian.
c.    Memberikan kesempatan kepada subjek untuk bertanya tentang aspek
     aspek yang belum dipahami dari penjelasan penelitian dan menjawab
     seluruh pertanyaan subjek dengan terbuka.
d.   Memberikan waktu yang cukup kepada subjek untuk menentukan
     pilihan mengikut atau menolak ikut serta sebagai subjek penelitian.
e.    Meminta subjek untuk menandatangani formulir informed consent, jika
     ia menyetujui ikut serta dalam penelitian.
2.    Kemanfaatan (beneficence)
       Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (beneficience). Kemudian meminimalisir resiko/dampak yang merugikan bagi subjek penelitian (nonmalefeficience).
3.    Keadilan (justice).
       Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan secara professional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar