Autumn Falling Leaves

Kamis, 10 November 2016

Makalah promosi kesehatan



KATA  PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dalam bentuk dan isi yang sangat sederhana.
   Salam dan salawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, dimana beliau adalah sosok yang sangat dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh umatnya, kami sampaikan terima kasih kepada dosen dan rekan-rekan yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
   Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan kami buat selanjutnya.




                                                                                                    Bulukumba, 25 oktober 2013
                                                                                               
                                                                                                                              Mariana






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI   

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan pembahasan

BAB II PEMBAHASAN   

2.1 pengertian model dan nilai dalam promosi kesehatan

2.2 jenis model dalam kegiatan promosi kesehatan



BAB III PENUTUP   
1.Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA   




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sedang memasuki periode transisi epidemiologi, dimana penyakit-penyakit infeksi yang sejak dahulu banyak terjadi di masyarakat masih memiliki angka kejadian yang tinggi. Di sisi lain seiring dengan perubahan gaya hidup terutama di perkotaan, angka kejadian penyakit non-infeksi (Penyakit Tidak Menular/PTM) juga mulai menunjukkan peningkatan. Survai Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menunjukkan peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular tersebut jika dibandingkan dengan SKRT tahun 1995. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang amat komprehensif  agar dapat menurunkan angka kejadian tersebut dan yang lebih penting untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak terjadi di masyarakat kita.
Pendekatan komprehensif tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan pendekatan kuratif/pengobatan saja, seperti yang selama ini menjadi titik berat praktik kedokteran di Indonesia. Perlu diupayakan peningkatan kesadaran dan peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pola-pola penyakit tersebut yang akhirnya berujung pada perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup sehat. Di sinilah peranan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
Health Behavior
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai factor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga petugas kesehatan tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting bagi seorang petugas kesehatan untuk dapat menelaah alasan di balik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
Dalam teori perilaku individu, terdapat 2 teori dasar yang mencoba menerangkan konsep perilaku dan hal-hal yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tersebut. Kedua teori tersebut adalah Health Belief Model (HBM) dan teori perilaku berencana (Theory of Planned Behavior). Selain itu juga masih ada beberapa teori perilaku yang juga penting dalam upaya menerangkan perilaku individu

 

Health Belief Model

Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 1950’an dan didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap berbagai factor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health Belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial:
  1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan
  2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku
  3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga factor di atas dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana  & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh factor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Factor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakterisitik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomendasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.








1.2 RUMUSAN MASALAH

1. jelaskan pengertian model dan nilai dalam promosi kesehatan ?

2. bagaimana jenis model dalam kegiatan promosi kesehatan ?



1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1. mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana pengertian model dan nilai dalam promosi kesehatan
2. mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana jenis model dalam kegiatan promosi kesehatan




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MODEL DAN NILAI DALAM PROMOSI KESEHATAN

A.    Model dalam promosi kesehatan

Definisi Promosi Kesehatan (Health Promotion) dalam ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Heart) mempunyai dua pengertian.
1. Promosi kesehatan adalah sebagian dari tingkat kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan.
2. Promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarkan, mengenalkan, atau pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima atau membeli (dalam arti menerima prilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatantersebut yang akhirnya masyarakat mau berprilaku hidup sehat.

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Model praktik kebidanan didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia.
Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.
           


            B. Nilai dalam promosi kesehatan
Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam perbuatanya.



2.2 JENIS MODEL DALAM KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN

A. Model keyakinan kesehatan (Healty Belif Model)
Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM) dikembangkan sejak 1950 olehn kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam program pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai kerangka utama perilaku kesehatan yang dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang kesehatan. Selain itu, model keyakinan kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi  prioritas beberapa faktor penting yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak menentu (Rosenstock, 1990).
Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian terhadap isu keyakinan kesehatan  dan perilaku kesehatan individu. Isu tersebut merupakan kesimpulan dari riset keyakinan kesehatan dalam memahami alasan individu melakukan atau tidak melakukan tindakan kesehatan, berkaitan dengan berbagai hubungan variasi yang lebih luas. Isu tersebut juga memberikan dukungan penting dari  Model Keyakinan Kesehatan dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan respns terhadap gejala atau diagnosis penyakit.
Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan setara penilaian terhadap keuntungan dan kerugian.
  Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness) mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau rasa sakt benar-benar mengancan dirinya. Jika ancaman meningkat, maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman berdasar pada kerentanan (perceived vurnerabilitiy) dan derajat keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Induidu mungkin dapat menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi. Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditanagani.
Pertimbanagan antara keuntungan dan kerugian perilaku memengaruhi seseorang untuk memutuskan melakukan melakukan tindakan pencegahan atau tidak. Petunjuk berperilaku yang disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position) diduga tepat memulai proses perperilaku. Hal ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan (misalnya media massa, kampanye, nasihat orang lain, pengalaman penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman.
Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan kerugian dipengaruhi oleh berbagai variabel, yaitu variabel demografi (umur, jenis kelamin, latar belakang budaya), variabel sosiopsikologis (kepribadaian, kelas, sosial, tekanan sosial),dan variabel struktrual (pengetahuan dan pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang tua dan remaja akan memandang penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap orang sudah memiliki pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda dibandingkan orang yang tidak memiliki pengalaman ini.


B.     Transteoritical Model (TTM)
Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan kesehatan.
Sejarah dan inti Konstruksi Model
James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM berdasarkan analisis teori yang berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 fariabel, yaitu prasyarat untuk terapi, proses perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model ini disempurnakan oleh prochasta berdasarkan penelitan yang mereka publikasikan dalam peer review jurnal dan bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitu tahapan prubahan, proses-proses perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan atau percobaan.

Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui enam tahap:
1.      Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa mendatang (biasanya diukur selama enam bulan betikutnya).
2.      Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan mendatang
3.      Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat, biasanya diukur sebagai bulan berkutnya.
4.      Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya hidup mereka dalam enam bulan terakhir.
5.      Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap yang diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima tahun.
6.      Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki keberhasilan diri100%, dimana mereka yakin tidak akan kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai cara untuk mengatasi.
7.      Proses  perubahan
Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan orang untuk maju melalui beberapa tahap:
1.      Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara prekontemplasi dan kotemplas.
2.      Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan.
3.      Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan.
4.      Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu hubungan counter conditoning dan kontrol stimulus ditekankan
C.     Teori Sebab Akibat
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta.  Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat. Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum sangat bergantung pada hukum sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1.      Prinsip pertama : perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap kondisi (akibat) pasti mempunyai sebab.
2.      Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari sebab ; jika ada sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.
3.      Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang menganiscayakan setiap himpunan secara esensial harus selaras dengan sebab dan akibat di alam.
Teori sebab akibat dalam promosi kesehatan tentunya akan menjadi lelas ketika memahami hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi sebab akibat dalam promosi kesehatan memberi penekanan pada petugas kesehatan bahwa suatu penyakit yang terjadi pasti ada penyebabnya.



D.    Model Transaksional Stres dan Koping
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal yang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal atau eksternal sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan membutuhkan kesehatan fisik maupun psikologis untuk mengembalikan keseimbangan (Lazarus & Cohen, 1977). Diawal 1960-an dan 1970-an, stres dianggap sebagai fenomena transaksional stimulus ke perseptor. Koping (kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang dapat membantu individu memprtahankan adaptasi psikososial selama perode menegangkan. Koping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi atau menghilangkan stres terkait kondisi dan tekanan emosional (Lazarus dan Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara menghadapi stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon diarahkan pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi dengan memecahkan atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon berfokus pada emosi yaitu resfon diarahkan pada reaksi emosional dari peristiwa dan cenderung digunakan untuk menangani masalah-masalah yang tidak terkendali.
 Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stres ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan lingkungannya. Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang streosor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor, seseorang mengevaluas potensi ancaman atau disebut dengan penilaian primer, yaitu penilaian seseorang tentang makna dari suatu peristiwa sebagai stres, positif, terkendali, menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi stresor adalah evaluasi pengendalan stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapnya. Sebagai conto, penilaian sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan membuat sebuah pilihan seperti apa yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi (cohen, 1984).
Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan kuesieksperimen terhadap teknik terapi biofeedback, relaksasi, dan citra visual untuk memperkuat teorinya yang mengembangkan kesadaran dan kontrol tanggapan pada stres. Biofeedback adalah salah satu teknik mengurangi stres dan ketegangan dalam mnanggapi situasi sehari-hari. Teknik relaksasi menggunakan stimulus mental yang konstan, sikap pasif, dan lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi yang umum digunakan adalah relaksasi pelatihan, hipnosis, dan yoga. Visual citra adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan suasan hati seseorang dan meningkatkan keterampilan koping, misalnya dengan memvisualisasikan pertahanan antibodi menghancurkan sel tumor. Aplikasi Model Transaksional dari Stres dan Koping Aplikasi ini beguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengaruh stres pada orang tidak semua sama. Stres dapat menyebabkan penyakit pengalaman negatif. Faktor penting dalam mengatasi stres adalah apakah hal itu memengaruhi dan bagaimana orang mencarinperawatan medis atau dukungan sosial pada orang profesional. Untuk mengatasi stres, strategi masalah berfokus koping, emosi yang berfokus koping, dan makna berbasis koping dapat digunakan sebab penelitian yang memfasilitasi atau menghambat praktik-praktik gaya hidup (Glanz,dkk,2002).

E.     Theory of Reasoned Action (TRA)
TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana teori ini digunakan dalam berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan dengan masalah sosiopsikologis. Teori ini kemungkinan berkembang dan banyak dignakan untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Teori ini menghubungkan antara keyakinan, sukaf, kehendak (intention) dan perilaku. Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya cara terbaik mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang adalah mengetahui kehendak orang tersebut. Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu memperhatikan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikaf dan norma subjektif. Komponen sikaf merupakan hasil pertimbangan untung-rugi dari perilaku tersebut (outcome of the behavor) dan pentingnya konsekuensi-konskuensi bagi individu (evaluation regarding the outcome).

Aplikasi TRA
TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan telah digunakan dalam berbagai
jenis perilaku sehat yang berainan, seperti pengaturan penggunaan subtansi ertentu (merokok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan, pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran, dan praktik olahraga. TRA juga digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja K3), seperti  tindakan keselamatan dalam pertambangan batubara, ketidakhadiran karyawan, dan perilaku konsumen.

Kelemahan TRA
Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang, kehendak tidak selalu menuju perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau memengaruhi kehendak atau perilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994). Meskipun demikian, kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh TRA berhubungan dengan norma subjektif, Menutut TRA, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini berarti keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan.

F.     The Health Field Concept
      La Framboise, kemudian diadaptasi oleh Blum mengemukakan sebuah teori yang menyatakan bahwa tingkat kesehatan di dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor:
·        Genetik
·        Perilaku kesehatan
·        Pelayanan kedokteran/kesehatan
·        Lingkungan
            Menurutnya dari keempat faktor di atas, faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan suatu masyarakat adalah faktor perilaku. Apabila perilaku masyarakat dapat diarahkan menjadi perilaku yang sehat, tingkat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan, demikian pula sebaliknya, apabila perilaku kesehatan di masyarakat kurang baik, tingkat kesehatan masyarakat juga dapat menjadi buruk.








BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
·         Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Model praktik kebidanan didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia.
·         Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam perbuatanya.
·         kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.





DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar