KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Makalah ini dalam bentuk dan isi yang sangat sederhana.
Salam dan salawat semoga selalu tercurah
kepada baginda Rasulullah SAW, dimana beliau adalah sosok yang sangat
dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh umatnya, kami sampaikan terima kasih
kepada dosen dan rekan-rekan yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang
akan kami buat selanjutnya.
Bulukumba, 25 oktober 2013
Mariana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian model dan nilai dalam promosi kesehatan
2.2 jenis
model dalam kegiatan promosi kesehatan
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
sedang memasuki periode transisi epidemiologi, dimana penyakit-penyakit infeksi
yang sejak dahulu banyak terjadi di masyarakat masih memiliki angka kejadian
yang tinggi. Di sisi lain seiring dengan perubahan gaya hidup terutama di
perkotaan, angka kejadian penyakit non-infeksi (Penyakit Tidak Menular/PTM)
juga mulai menunjukkan peningkatan. Survai Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001
menunjukkan peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular tersebut jika
dibandingkan dengan SKRT tahun 1995. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang
amat komprehensif agar dapat menurunkan
angka kejadian tersebut dan yang lebih penting untuk mencegah agar penyakit
tersebut tidak terjadi di masyarakat kita.
Pendekatan
komprehensif tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan pendekatan
kuratif/pengobatan saja, seperti yang selama ini menjadi titik berat praktik
kedokteran di Indonesia. Perlu diupayakan peningkatan kesadaran dan peningkatan
pengetahuan masyarakat terhadap pola-pola penyakit tersebut yang akhirnya berujung
pada perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup sehat. Di sinilah peranan
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan dalam menyelesaikan masalah
kesehatan di Indonesia.
Health Behavior
Perilaku adalah respon
individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan
mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.
Perilaku merupakan kumpulan berbagai factor yang saling berinteraksi. Sering
tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga petugas kesehatan
tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena
itu amat penting bagi seorang petugas kesehatan untuk dapat menelaah alasan di
balik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
Dalam teori perilaku individu, terdapat 2 teori
dasar yang mencoba menerangkan konsep perilaku dan hal-hal yang menyebabkan
seseorang melakukan tindakan tersebut. Kedua teori tersebut adalah Health
Belief Model (HBM) dan teori perilaku berencana (Theory of Planned
Behavior). Selain itu juga masih ada beberapa teori perilaku yang juga
penting dalam upaya menerangkan perilaku individu
Health Belief Model
Model
perilaku ini dikembangkan pada tahun 1950’an dan didasarkan atas partisipasi
masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap berbagai
factor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian
dikembangkan sebagai model perilaku. Health Belief Model didasarkan atas 3
faktor esensial:
- Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan
- Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku
- Perilaku itu sendiri.
Ketiga
factor di atas dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang berhubungan dengan
kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan
sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan
individu dipengaruhi oleh factor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan
terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan, dan
adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Factor
yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang
dipengaruhi oleh karakterisitik individu, penilaian individu terhadap perubahan
yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomendasikan
perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. jelaskan pengertian model dan nilai dalam promosi
kesehatan ?
2. bagaimana jenis model dalam kegiatan promosi
kesehatan ?
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1.
mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana pengertian model dan nilai dalam promosi
kesehatan
2.
mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana jenis model dalam kegiatan promosi
kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MODEL DAN NILAI
DALAM PROMOSI KESEHATAN
A. Model dalam promosi kesehatan
Definisi
Promosi Kesehatan (Health Promotion) dalam ilmu Kesehatan Masyarakat (Public
Heart) mempunyai dua pengertian.
1. Promosi kesehatan adalah sebagian dari tingkat kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan.
2. Promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarkan, mengenalkan, atau pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima atau membeli (dalam arti menerima prilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatantersebut yang akhirnya masyarakat mau berprilaku hidup sehat.
1. Promosi kesehatan adalah sebagian dari tingkat kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan.
2. Promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarkan, mengenalkan, atau pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima atau membeli (dalam arti menerima prilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatantersebut yang akhirnya masyarakat mau berprilaku hidup sehat.
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang
mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur
kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara
mereka bekerja. Model praktik kebidanan didasarkan isi dari teori dan konsep
praktik. Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang
manusia.
Banyak model yang dikembangkan dapat
mempengaruhi kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi
kesehatan. Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk
kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical
Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of
Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.
B.
Nilai dalam promosi kesehatan
Nilai adalah keyakinan seseorang tentang
sesuatu yang berharga, kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau
perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang dianggap berharga atau keyakinan yang
dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan nurani.
Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam perbuatanya.
2.2 JENIS
MODEL DALAM KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
A. Model keyakinan
kesehatan (Healty Belif Model)
Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif
Model-HBM) dikembangkan sejak 1950 olehn kelompok ahli psikologi sosial dalam
pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini digunakan untuk menjelaskan
kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam program pencegahan atau
deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai kerangka utama
perilaku kesehatan yang dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang
kesehatan. Selain itu, model keyakinan kesehatan digunakan untuk
mengidentifikasi prioritas beberapa faktor penting yang berdampak
terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak menentu
(Rosenstock, 1990).
Pada 1974, pendidikan kesehatan
mencurahkan seluruh perhatian terhadap isu keyakinan kesehatan dan perilaku kesehatan individu. Isu tersebut
merupakan kesimpulan dari riset keyakinan kesehatan dalam memahami alasan individu
melakukan atau tidak melakukan tindakan kesehatan, berkaitan dengan berbagai
hubungan variasi yang lebih luas. Isu tersebut juga memberikan dukungan penting
dari Model Keyakinan Kesehatan dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan
respns terhadap gejala atau diagnosis penyakit.
Model keyakinan kesehatan merupakan
model kognitif yang digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan.
Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan
seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian
kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan setara penilaian terhadap
keuntungan dan kerugian.
Acaman yang dirasakan dari sakit
atau luka (perceived threat of injury or illness) mengacu pada sejauh mana
seseorang berpikir bahwa penyakit atau rasa sakt benar-benar mengancan dirinya.
Jika ancaman meningkat, maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian
tentang ancaman berdasar pada kerentanan (perceived vurnerabilitiy) dan derajat
keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Induidu mungkin dapat
menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi. Individu
mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah
dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditanagani.
Pertimbanagan antara keuntungan dan kerugian
perilaku memengaruhi seseorang untuk memutuskan melakukan melakukan tindakan
pencegahan atau tidak. Petunjuk berperilaku yang disebut sebagai keyakinan
terhadap posisi yang menonjol (salient position) diduga tepat memulai proses
perperilaku. Hal ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasihat mengenai
permasalahan kesehatan (misalnya media massa, kampanye, nasihat orang lain,
pengalaman penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman.
Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan
kerugian dipengaruhi oleh berbagai variabel, yaitu variabel demografi (umur,
jenis kelamin, latar belakang budaya), variabel sosiopsikologis (kepribadaian,
kelas, sosial, tekanan sosial),dan variabel struktrual (pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang tua dan remaja akan memandang
penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap orang sudah memiliki
pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda dibandingkan orang yang tidak
memiliki pengalaman ini.
B.
Transteoritical Model
(TTM)
Model tranteortical adalah suatu model
yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu untuk bertidak atas
perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk
memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam
pemeliharaan kesehatan.
Sejarah dan inti Konstruksi Model
James O.Prochasta, dkk.(1977)
mengembangkan TTM berdasarkan analisis teori yang berbeda dari psikoterapi.
Mode ini terdiri atas 4 fariabel, yaitu prasyarat untuk terapi, proses
perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model ini disempurnakan
oleh prochasta berdasarkan penelitan yang mereka publikasikan dalam peer review
jurnal dan bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitu tahapan prubahan,
proses-proses perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan
atau percobaan.
Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui
enam tahap:
1.
Prekontemplasi yaitu
orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa mendatang (biasanya diukur selama
enam bulan betikutnya).
2.
Kontemplasi yaitu
orang berniat untuk berubah dalam enam bulan mendatang
3.
Persiapan yaitu orang
yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat, biasanya diukur sebagai
bulan berkutnya.
4.
Aksi yaitu oang telah
membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya hidup mereka dalam enam bulan
terakhir.
5.
Pemeliharaan yaitu
orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap yang diperkirakan terakhir dari enam
bulan sampai sekitar lima tahun.
6.
Pemutusan yaitu
individu tidak memiliki godaan dan memiliki keberhasilan diri100%, dimana
mereka yakin tidak akan kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka
sebagai cara untuk mengatasi.
7.
Proses perubahan
Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan orang
untuk maju melalui beberapa tahap:
1.
Proses kesadaran dan
efaluasi lingkungan kembali, diantara prekontemplasi dan kotemplas.
2.
Efaluasi diri kembali,
diantara kontemplasi dan persiapan.
3.
Pembebasan diri,
diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan.
4.
Antara tindakan dan
pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu hubungan counter conditoning dan
kontrol stimulus ditekankan
C.
Teori Sebab Akibat
Teori adalah serangkaian bagian atau
variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan secara umum teori
merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada
sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti
ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong seseorang
untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat. Teori ilmiah dari berbagai
teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum sangat bergantung pada
hukum sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat dengan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
1.
Prinsip pertama :
perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap kondisi (akibat) pasti mempunyai
sebab.
2.
Prinsip kedua :
menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari sebab ; jika ada sebab
maka ada akibat dan begitu sebaliknya.
3.
Prinsip ketiga : hukum
keselarasan antara sebab dan akibat yang menganiscayakan setiap himpunan secara
esensial harus selaras dengan sebab dan akibat di alam.
Teori sebab akibat dalam promosi
kesehatan tentunya akan menjadi lelas ketika memahami hukum sebab akibat
tersebut. Aplikasi sebab akibat dalam promosi kesehatan memberi penekanan pada
petugas kesehatan bahwa suatu penyakit yang terjadi pasti ada penyebabnya.
D.
Model Transaksional
Stres dan Koping
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan
psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebih
mengenai kejiwaan. Banyak hal yang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal,
kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan,
sindrom premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan
bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal atau
eksternal sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan membutuhkan kesehatan
fisik maupun psikologis untuk mengembalikan keseimbangan (Lazarus & Cohen,
1977). Diawal 1960-an dan 1970-an, stres dianggap sebagai fenomena
transaksional stimulus ke perseptor. Koping (kemahiran bertahan) adalah
menstabilkan faktor yang dapat membantu individu memprtahankan adaptasi
psikososial selama perode menegangkan. Koping meliputi perilaku kognitif dan
upaya mengurangi atau menghilangkan stres terkait kondisi dan tekanan emosional
(Lazarus dan Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara menghadapi
stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon diarahkan
pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi dengan memecahkan
atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon berfokus pada emosi yaitu
resfon diarahkan pada reaksi emosional dari peristiwa dan cenderung digunakan
untuk menangani masalah-masalah yang tidak terkendali.
Model transaksional dari stres dan
koping adalah suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi proses mengatasi
peristiwa stres. Pengalaman stres ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan
lingkungannya. Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal
ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang streosor dan penilaian kedua
pada sumber daya sosial atau budaya sekitarnya. Ketika berhadapan dengan
stresor, seseorang mengevaluas potensi ancaman atau disebut dengan penilaian
primer, yaitu penilaian seseorang tentang makna dari suatu peristiwa sebagai
stres, positif, terkendali, menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua
menghadapi stresor adalah evaluasi pengendalan stresor dan sumber daya yang
dimiliki untuk menghadapnya. Sebagai conto, penilaian sumber daya masyarakat
dalam mengatasi dan membuat sebuah pilihan seperti apa yang dapat dilakukan
tentang situasi yang terjadi (cohen, 1984).
Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan kuesieksperimen
terhadap teknik terapi biofeedback, relaksasi, dan citra visual untuk
memperkuat teorinya yang mengembangkan kesadaran dan kontrol tanggapan pada
stres. Biofeedback adalah salah satu teknik mengurangi stres dan ketegangan
dalam mnanggapi situasi sehari-hari. Teknik relaksasi menggunakan stimulus
mental yang konstan, sikap pasif, dan lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi
yang umum digunakan adalah relaksasi pelatihan, hipnosis, dan yoga. Visual
citra adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan suasan hati seseorang dan
meningkatkan keterampilan koping, misalnya dengan memvisualisasikan pertahanan
antibodi menghancurkan sel tumor. Aplikasi Model Transaksional dari Stres dan
Koping Aplikasi ini beguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pengaruh stres pada orang tidak semua sama. Stres dapat menyebabkan penyakit
pengalaman negatif. Faktor penting dalam mengatasi stres adalah apakah hal itu
memengaruhi dan bagaimana orang mencarinperawatan medis atau dukungan sosial
pada orang profesional. Untuk mengatasi stres, strategi masalah berfokus
koping, emosi yang berfokus koping, dan makna berbasis koping dapat digunakan
sebab penelitian yang memfasilitasi atau menghambat praktik-praktik gaya hidup
(Glanz,dkk,2002).
E.
Theory of Reasoned Action (TRA)
TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana teori ini
digunakan dalam berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan dengan masalah
sosiopsikologis. Teori ini kemungkinan berkembang dan banyak dignakan untuk
menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Teori ini
menghubungkan antara keyakinan, sukaf, kehendak (intention) dan perilaku.
Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya cara terbaik mengetahui
apa yang akan dilakukan seseorang adalah mengetahui kehendak orang tersebut.
Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu
memperhatikan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikaf dan
norma subjektif. Komponen sikaf merupakan hasil pertimbangan untung-rugi dari
perilaku tersebut (outcome of the behavor) dan pentingnya
konsekuensi-konskuensi bagi individu (evaluation regarding the outcome).
Aplikasi TRA
TRA merupakan model untuk meramalkan
perilaku preventif dan telah digunakan dalam berbagai
jenis perilaku sehat yang berainan, seperti pengaturan penggunaan subtansi
ertentu (merokok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan,
pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol,
penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran, dan praktik olahraga. TRA juga
digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja
K3), seperti tindakan keselamatan dalam pertambangan batubara,
ketidakhadiran karyawan, dan perilaku konsumen.
Kelemahan TRA
Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang,
kehendak tidak selalu menuju perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan
yang mencampuri atau memengaruhi kehendak atau perilaku (Van Oost, 1991 dalam
Smet, 1994). Meskipun demikian, kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh
TRA berhubungan dengan norma subjektif, Menutut TRA, seseorang dapat membuat
pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini
berarti keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan tidak dibatasi
pertimbangan-pertimbangan kesehatan.
F.
The
Health Field Concept
La Framboise,
kemudian diadaptasi oleh Blum mengemukakan sebuah teori yang menyatakan bahwa
tingkat kesehatan di dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor:
·
Genetik
·
Perilaku kesehatan
·
Pelayanan kedokteran/kesehatan
·
Lingkungan
Menurutnya
dari keempat faktor di atas, faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan suatu masyarakat adalah faktor perilaku. Apabila perilaku masyarakat
dapat diarahkan menjadi perilaku yang sehat, tingkat kesehatan masyarakat dapat
ditingkatkan, demikian pula sebaliknya, apabila perilaku kesehatan di
masyarakat kurang baik, tingkat kesehatan masyarakat juga dapat menjadi buruk.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
·
Model adalah sebuah
gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili sesuatu hal
nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur kebidanan yang
memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja.
Model praktik kebidanan didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan
konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia.
·
Nilai adalah keyakinan
seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide,
objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang dianggap berharga atau
keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan
nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam
perbuatanya.
·
kegiatan-kegiatan
promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model
(TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of
Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar