Autumn Falling Leaves

Selasa, 15 November 2016

Mola Hidatidosa





Mola Hidatidosa




 




Definisi Mola Hidatidosa




          




Menurut beberapa ahli pengertian mola hidatidosa adalah sebagai berikut :




             




Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. (Mochtar, Rustam, dkk, 1998 : 23).




           




 Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339).




             




Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 1995 : 104).




            




Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi kariolisnya mengalami perubahan hidrofobik. (Mansjoer, Arif, dkk, 2001 : 265).




             




Mola hidatidosa adalah kelainan villi chorialis yang terdiri dari berbagai tingkat proliferasi tropoblast dan edema stroma villi. (Jack A. Pritchard, dkk, 1991 : 514).




             




Mola hidatidosa adalah pembengkakan kistik, hidropik, daripada villi choriales, sdisertai proliperasi hiperplastik dan anaplastik epitel chorion. Tidak terbentuk fetus ( Soekojo, Saleh, 1973 : 325).




             




Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 1995 : 104).




 




 




Etiologi Mola Hidatidosa




 




Penyebab molahidatidosa belum diketahui secara pasti, namun ada faktor-faktor penyebabnya adalah :




 




1.Faktor ovum




Pembuahan sel telur dimana intinya telah hilang atau tidak aktif lagi oleh sebuah sel sperma.




2.Imunoselektif dari trofoblas




Perkembangan molahidatidosa diperkirakan disebabkan oleh kesalahan respon imun ibu terhadap invasi oleh trofoblas. Akibatnya vili mengalami distensi kaya nutrient. Pembuluh darah primitive di dalam vilus  tidak terbentuk dengan baik sehingga embrio ‘ kelaparan’, mati, dan diabsorpsi, sedangkan trofoblas terus tumbuh dan pada keadaan tertentu mengadakan invasi kejaringan ibu.




3.Usia




Faktor usia yang dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat terjadi kehamilan mola. Prekuensi molahidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada awal atau akhir usia subur relatif tinggi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pada usia berapa pun dalam usia subur dapat terjadi kehamilan mola.




4.Keadaan sosio-ekonomi yang rendah




 Dalam masa kehamilan keperluan akan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya.




5.Paritas tinggi




Pada ibu yang berparitas tinggi, cenderung beresiko terjadi kehamilan molahidatidosa karena trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat diidentifikasikan dengan penggunaan stimulandrulasi seperti klomifen atau menotropiris (pergonal). Namun juga tidak dapat dipungkiri pada primipara pun dapat terjadi kehamilan molahidatidosa.




6.Defisiensi protein




Protein adalah zat untuk membangun jaringan-jaringan bagian tubuh sehubungan dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim dan buah dada ibu, keperluan akan zat protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam makanan mengakibatkan pertumbuhan pada janin tidak sempurna.




7.Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas




Infeksi mikroba dapat mengenai semua orang termasuk wanita hamil. Masuk atau adanya mikroba dalam tubuh manusia tidak selalu menimbulkan penyakit ( desease ). Hal ini sangat tergantung dari jumlah mikroba ( kuman atau virus ) yang termasuk virulensinya seta daya tahan tubuh.




8.Riwayat kehamilan mola sebelumnya




Kekambuhan molahidatidosa dijumpai pada sekitar 1-2% kasus. Dalam suatu kejadian terhadap 12 penelitian yang total mencangkup hampir 5000 Kelahiran, frekwensi mola adalah 1,3%. Dalam suatu ulasan tentang molahidatidosa berulang tapi pasangan yang berbeda bisa disimpulkan bahwa mungkin terdapat “ masalah oosit primer “.




 




Patofisiologi Mola Hidatidosa




 




Setelah ovum dibuahi,terjadi pembagian dari sel tersebut.Tidak lama kemudian terbentuk biastokista yang mempunyai lumen dan dinding luar.Dinding ini terjadi atas sel-sel ekstoderm yang kemudian menjadi tropoblash. Sebagian vili berubah menjadi gelembung berisi cairan jernih,biasa tidak ada janin.Gelembung-gelambung atau tesikel ukurannya bervariasi mulai dari yang mudah dilihat,sampai beberapa sentimeter,bergantung dalam beberapa kelompok dari tangkai yang tipis.Masa tersebut dapat tumbuh cukup besar sehingga memenuhi cavum uteri.Pembesaran uterus sering tidak sesuai dan melebihi usia kehamilan.




          Pada beberapa khusus, sebagian pertumbuhan dan perkembangan villi korealis berjalan normal sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang bahkan sampai aterm.Keadaan ini disebut mola parsial. Ada beberapa kasus pertumbuhan dan perkembangan villi korealis berjalan normal sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang.




a.Teori Missed Abortion




           Mudigan mati pada kehamilan tiga sampai lima minggu,karena terjadi gangguan peredaran darah,sehingga terjadi penemuan cairan dalam jaringan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuk gelembung-gelembung.




b. Teori Neoplasma dari park




           Bahwa yang normal adalah sel trofoblast yang mempunyai fungsi abnormal pula,dimana terjadi cairan yang berlebihan dalam villi sehingga timbul gelembung,hal ini menyebabkan peredaran gangguan peredaran darah dan kematian mudigan.




 




Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :




1)   Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.




      Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karakteristik yaitu :




·         Tidak ada pembuluh pada vili yang membengkak




·         Prolifersi dari epitel trofoblas dengan bermacam-macam ukuran




·         Tidak adanya janin atau amnion




Secara kasat mata jaringan mola hidatidosa komplit tampak seperti seonggok buah anggur. Mola hidatidosa merupakan hasil pembuahan dari sel telur  ( Ovum ) yang  kehilangan intinya atau intinya tidak aktif. Fertilisasi terjadi oleh satu sperma yang mempunyai kromosom 23 X,yang kemudian setelah masing masing kromosom membelah terbentuklah sel dengan  kromosom 46 XX,dengan demikian sebagian besar mola  komplit sifatnya androgenik , homozigot  dan berjenis kelamin wanita.




Walaupun lebih jarang dapat pula fertilisasi terjadi oleh 2 sperma, yang menghasilkan sel anak 46 XX atau 46 XY. Pada kedua kejadian di atas konseptus adalah keturunan pathenogenome paternal yang seluruhnya meru-pakan allograft.Jaringan mola komplita secara histologis tidak menampakkan pertumbuhan villi dan pembuluh pembuluh darah; bahkan terjadi pembentukan cisterna villosa, disertai hiperplasia baik dari sel sel  sinsisiotrofoblas  maupun dari  sel sel sitotrofoblas. Tidak tampak embryo karena sudah mengalami kematian pada masa dini akibat tidak terbentuknya  sirkulasi plasenta.




Percobaan pada tikus yang secara immunologis defisien menunjukkan bahwa berbeda dengan korio-karsinoma; mola hidatidosa komplit dan mola invasiv sifatnya tidak ganas.Namun molahidatidosa komplit mempunyai potensi yang lebih besar untuk berkembang menjadi koriokarsinoma dibandingkan dengan kehamilan normal.Pernah dilaporkan pula adanya kehamilan kembar yang salah satunya mola komplit  (46 XX) dan yang lain  berupa janin yang normal (46 XY) . Janin dapat mengalami abortus namun kadang kadang berkembang sampai aterm.Bila ada kehamilan kembar yang salah satunya adalah mola penting sekali untuk membedakannya apakah itu suatu mola komplit atau mola parsial ; karena prognosis kearah terjadinya keganasan lebih kecil pada mola parsial.




2)   Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.




      Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal.




      Pada suatu penelitian ditemukan bahwa gambaran karyotipi dari mola parsialis bisa normal ,triploidi atau trisomi seringkali 69 ,XXX atau 69 XXY. Ditemukan juga adanya fetus dan pembengkakan pada villi yang sifatnya tidak menyeluruh. Penelitian berikutnya secara sitogenetik menunjukkan bahwa hiperplasia trofoblas`dan pembentukan sisterna pada mola parsialis hanya ditemukan pada konseptus yang triploid.Secara biokimiawi dan sitogenetik ditemukan adanya gen maternal pada mola parsialis sehingga terjadinya adalah diandri (terdiri atas satu set kromosom  maternal dan dua set kromosom paternal). Gambaran histologisd  yang khas pada mola parsialis adalah adanya crinkling atau scalloping dan ditemukannya stromal trophoblastic inclusion Hiperplasia trofoblas umumnya terjadi pada sinsisiotrofoblas dan jarang terjadi pada sitotrofo-blas.Walaupun ada janin , umumnya mengalami kematian pada trimester pertama. Koriokarsinoma lebih jarang terjadi pasca mola parsialis dibandingkan dengan pasca mola komplit.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar