KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Makalah ini dalam bentuk dan isi yang sangat sederhana.
Salam dan salawat semoga selalu tercurah
kepada baginda Rasulullah SAW, dimana beliau adalah sosok yang sangat
dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh umatnya, kami sampaikan terima kasih
kepada dosen dan rekan-rekan yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang
akan kami buat selanjutnya.
Bulukumba, 9 septembar 2014
Mariana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 konsep kualitas pelayanan
2.2 peningkatan kualitas pelayanan
2.3 indikator untuk mengukur kepuasan pelanggan
2.4 mutu pelayanan dalam kebidanan
2.5 konsep
tentang polindes
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tujuan
pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah mewujudkan indonesia sehat 2015
yang antara lain memuat harapan agar penduduk indonesia memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata.untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di selenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu.puskesmas adalah
penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama dan juga merupakan wadah peran serta
masyrakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang tersebar luas
kepolosok seluruh tanah air.
Puskesmas
sebagai salah satu sistem penyelenggara pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar
peningkatan kualitas manusia yang secara empirik telah dapat meratakan
pelayanan di bidan kesehatan.
Puskesmas
adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai
pusat penyelenggara pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyrakat yang tinggal di wilayah tertentu.
Berdasarkan
misi tersebut,puskesmas mempunyai kewenangan dan tanggung jawab memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh masyrakat yang secara administratif di
wilayah kejanya.Bentuk pelayanan kesehatan yang di berikan di puskesmas
bersifat menyeluruh (comprehensive healt care service) , yaitu pelayanan kesehatan
yang meliputi aspek promotif, preventif, kuaratif dan rehabilitatif.
Oleh
sebab itu pelayanan kesehatan yang baik memiliki peran penting untuk memberikan
kepuasan terhadap pasien.pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah harapan
pelanggan/pasien untuk tetap memilih tempat pelayan medis (klinik, rumah sakit,
balai pengobatan, puskesmas dan sebagainya) untuk kebutuhan layanan medis.akan
tetapi kualitas dan nilai pelanggan pada umumnya belum sepenuhnya di perhatikan
oleh pihak puskesmas, sedangkan pemberian kualitas dan nilai jasa yang baik
merupakan salah satu kunci keberhasilan pemasaran jasa untuk meningkatkan
loyalitas pelanggan atau pasien.
Aspek kualitas dan
nilai pelayanan harus di nilai dari dua sisi,yaitu dari sisi petugas dan dari
sisi pasien.dari sisi petugas, kualitas pelayanan berarti keleluasaan dalam
melakukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien
sesuai dengan standar teknis yang berlaku.dari sisi pasien, pelayanan kesehatan
di anggap berkualitas jika sesuai dengan harapannya.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
pengertian kualitas pelayanan ?
2. Bagaimana
upaya peningkatan kualitas pelayanan ?
3. Bagaimana
indikator untuk mengukur kepuasan pelanggang ?
4. Apakah
yang dimaksud mutu pelayanan dalam kebidanan ?
5. Apa
itu konsep polindes ?
1.3
TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa
mampu menjelaskan bagaimana kualitas pelayanan
2. Mahasiswa
mampu mengetahui bagaimana cara peningkatan kualitas pelayanan
3. Mahasiswa
mampu mengetahui bagaimana indikator untuk mengukur kepuasan pelanggang
4. Mahasiswa
mampu mengetahui Apakah yang dimaksud mutu pelayanan dalam kebidanan
5. Mahasiswa
mampu mengetahui apa konsep tentang polindes
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP KUALITAS
PELAYANAN
Pengertian
kualitas pelayanan menurut beberapa ahli adalah ;
Kualitas pelayanan adalah suatu
pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu ukuran yang inklusif dari
kesejahtraan klien sesuatu itu dihitung keseimbangan antara keuntungan yang
diraih dan kerugian yang semua itu merupakan penyelesaian proses atau hasil
dari pelayanan keseluruhan bagian ( donabedian, 1980 cit. Wijoyo, 1999 )
Kualitas pelayanan kesehatan mengacu
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang disatu pihak menimbulkan
kepuasan pasien ( Azwar )
Kualitas pelayanan merupakan upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam
mengimbangi harapan konsumen ( tjiptono 2007 )
Kualitas
pelayanan adalah segala bentuk aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan guna
memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini dapat diartikan sebagai jasa
atau survice yang di sampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan ,
kecepatan ,hubungan ,kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap
dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen ( kotler 2002;83 )
2.2 PENINGKATAN
KUALITAS PELAYANAN
Upaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan di antaranya ialah ;
Menciptakan
visi tentang pelayanan Antenatal
sehingga semua petugas polindes mempunyai komitmen untuk melaksanakan pelayanan
Antenatal secara maksimal.
5.2.1
Perlu dikembangkan
supervisi yang memfasilitasi (kunjungan rumah) seperti ibu hamil yang belum
pernah memeriksakan kehamilannya.
5.2.2
Perlu adanya upaya
untuk menyesuaikan target ibu hamil dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah
polindesmelalui validasi data secara dinamis. Pendataan dapat melalui bidan
desa, kader desa wisma, atau kader posyandu.
5.2.3
Menyusun perencanaan
terpadu polindes dengan melibatkan masyarakat desa untuk meningkatkan kualitas
pelayanan Antenatal.
5.2.4
Menyusun Standart Operating Procedure(SOP) yang
meliputi prosedur untuk memenuhi hak-hak ibu hamil dalam pelayanan Antenatal.
5.2.5
Memberikan kesempatan
kepada bidan dan petugas kesehatan lainnya untuk pelatihan dan pengembangan
sebagai upaya meningkatkan kompetensinya.pelatihan tersebut termasuk pelatihan
tentang tehnik komunikasi yang efektif dan pengelolaan program KIA, agar mampu
menyampaikan berbagi informasi yang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memelihara
kehamilan yang sehat dan pelatihan pelayanan Antenatal comprehensif dan pelayanan prima untuk meningkatkan
kemampuan bidan dalam memberikan pelayanan Antenatal yang lebih berkualitas.
5.2.6
Review pelaksanaan
pencatatan kohort dan pelaporan PWS KIA secara benar.
5.2.7
Perbaikan fasilitas
polindes yang menunjang kenyamanan pasien.
2.3
INDIKATOR UNTUK MENGUKUR KEPUASAN PELANGGANG
Philip
kotler dalam bukunya “marketing management” mendefinisikan bahwa ; kepuasan
adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari
membandingkan penampilan atau outcome produk/jasa yang dirasakan dalam
hubungannya dengan harapan seseorang.
Dengan
demikian tingkat kepuasan pelanggan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara
penampilan produk/jasa dengan harapan pelanggan.
Djoko
wijoyo, dalam bukunya “manajemen mutu pelayanan kesehatan” menyebutkan bahwa ;
Ada
3 tingkat kepuasan pelanggan, yaitu ;
5.3.1
bila penampilan kurang
dari harapan , pelanggan tidak puas
5.3.2
bila penampilan
sebanding dengan harapan , pelanggan puas
5.3.3
bila penampilan
melebihi harapan , pelanggan amat puas atau senang
Menurut
Parasuraman dalam Wiyono (1999) terdapat 10 indikator untuk mengukur kepuasan
pelanggang. Dalam perkembangan selanjutnya ke sepuluh faktor tersebut dirangkum
menjadi 5 (lima) dimensi mutu pelayanan sebagai penentu kualitas jasa, yaitu ;
-
Bukti langsung ; adalah
segala sesuatu yang tampak seperti ;fasilitas, peralatan, kenyamanan ruangan
dan sikap petugas
-
Keandalan adalah elemen
yang berkaitan dengan kemampuan untuk mewujutkan pelayanan yang dapat di
andalkan
-
Daya tangkap adalah
elemen yang berkaitan dengan kesediaan karyawan dalam membantu dan memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien , petugas dapat memberikan informasi yang
jelas, petugas memberikan pelayanan dengan segera dan tepat waktu, petugas
memberikan pelayanan yang baik.
-
Jaminan hal ini terutama
mencakup pengetahuan , kemampuan ,kesopanan dan sikap dapat dipercaya petugas.
Selain itu, bebas dari bahaya saat pelayanan merupakan jaminan juga
-
Empati meliputi
perhatian pribadi dalam memahami kebutuhan para pasien.
2.4 MUTU PELAYANAN
DALAM KEBIDANAN
Seperti
peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan bidan didesa dengan wadah polindes.
Wijoyo (1999) menerangkan bahwa mutu dapat dilihat dari berbagai perspektif ;
2.4.1
untuk pasien dan masyarakat , mutu pelayanan berarti suatu empati, respek
dan tanggap akan kebutuhan, pelayanan
harus sesuai dengan mereka dan diberikan dengan cara yang ramah waktu merekah
berkunjung.
2.4.2
untuk petugas kesehatan ,mutu berarti bebas melakukan segala sesuatu secara
profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai
dengan ilmu pengataahuan dan keterampilan yang maju, mutu pelayanan yang baik
dan memenuhi standar yang baik.
2.4.3
untuk manager dan administrator, mutu pelayanan tidak terlalu berhubungan
langsung dengan tugas mereka sehari – hari. Namun, tetap sama pentingnya. Untuk
manager, faktor pada mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan
masyarakat yang baik.
2.4.4
untuk yayasan atau pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenagah
profesionl yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para manger dan pemilik
institusi mengharapkan efesiensi dan kewajiban penyelenggaraan, minimal yang
tidak merugikan jika dipandang dari berbagai aspek seperti tidak adanya pemborosan
tenaga, peralatan, biaya, waktu dan sebagainya.
Unsur
– unsur yang pokok dalam program menjaga mutu pelayanan agar selalu berkualitas
terbagi atas 4 unsur , diantaranya;
a. Unsur
masukan
Unsur masukan adalah semua hal yang
diperlukan untuk terselengaranya satu pelayanan kesehatan, unsur masukan
terpenting adalah tenaga , dana dan sarana yang meliputi satrana fisik,
perlengkapan, peralatan ,organisasi dan managemen , keuangan , sumber daya
manusia serta sumber daya lainya di fasilitas kesehatan. Hal ini berarti yang
dimaksud dengan struktur adalah infut , baik tidaknya struktur infut dapat
diukur dari ;
1. Jumlah
besarnya infut
2. Mutu
struktur
3. Besarnya
anggaran atau biaya
4. Kewajaran
Dan
sarana ( kuantitas dan kualitas ) tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan ( standard of personels and facilities ), serta jika dana yang
tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya
pelayanan kesehatan.
b. Unsur
lingkungan
Unsur lingkungan adalah keadaan
lingkungan sekitar yang mempengaruhi penyelengaraan pelayanan kesehatan . untuk
suatu institusi kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting adalah kebijakan,
organisasi dan mangemen , secara umum disebutkan apabila kebijakan, organisasi
dan managemen tersebut tidak sesuaidengan standar dan /atau tidak bersifat
mendukung, maka sulitlah diharapkan bermutuny pelayanan kesehatan
c. Unsur
proses
Unsur proses adalah semua tindakan yang
dilakukan pada waktu penyelengaraan pelayanan kesehatan . tindakan tersebut
dapat dibedakan atas 2 macamyakni ; tindakan medis dan tindakan non medis ,
secara umum disebukan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan ( standard of conduct ) maka sulitlah diharapkan bermutunya
pelayanan kesehatan
Proses;
Proses
adalah semua kegiatan yang dilaksanankan secara profesional oleh tenaga
kesehatan dan interaksinya dengan pasien. Dalam pengertian proses ini mencakup
diagnosa , rencana pengobatan ,indikasi, tindakan, sarana kegiatan dokter,
kegiatan perawatan, dan penanganan kasus . baik tidaknya proses dapat diukur
dari;
1. Relefan
tidaknya proses itu bagi pasien
2. Fleksibel
dan efektifitas
3. Mutu
proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang sesuai
4. Kewajaran
, tidak kurang dan tidak berlebihan
d. Unsur
keluaran
Unsur keluaran adalah yang menunjukan
pada penampilan ( performance ) pelayanan kesehatan. Penampilan dapat dibedakan
atas dua macam, pertama penampilan aspek medis pelayanan kesehatan , kedua
penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan . secara umum disebutkan apabila
keduan penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah dietapkan (
standard of performance ) maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
bukan pelayanan kesehatan yang bermutu. Keempat unsur pelayanan ini saling
terkait dan mempengaruhi.
Out came;
Out
came adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien . penilaian terhadap outcame adalah hasil akhir dari kesehatan
atau kepuasan .outcam jangka pendek sepeti semuh dari sakit , cacat dan lain –
lain. Outcame jangka panjang seperti kemungkinan – kemungkinan kambuh ,
kemungkinan sembuh dimasa datang
Berdasarkan dari penilaian di atas ,
mutu pelayanan yang baik menurut (sabarguna, 2004) adalah;
1. Tersedia
dan terjangkau
2. Tepat
kebutuhan
3. Tepat
sumber daya
4. Tepat
standar profesi/etika profesi.
2.5 konsep tentang
polindes
Pondok bersalin desa (polindes adalah salah
satu bentuk serta peran masyrakat dalam menyediakan tempat pertolingan
persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya,termasuk KB di desa
(Depkes RI, 1999) polindes di rintis dan di kelola oleh pamong desa setempat.
Berbeda dengan posyandu yang pelaksanaanya di lakukan oleh kader dukun oleh
petugas puskesmas, maka petugas polindes pelayanannya tergantung pada
keberadaan bidan,oleh karena pelayanan di polindes merupakan peelayanan profesi
bidan.
Kader
masyrakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi,
oleh karena itu polindes di manfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan
kemitraan bidan dengan dukun bayi dalam proses persalinan. Kader posyandu dapat
pula berperan di polindes seperti perannya dalam melaksanakan kegiatan posyandu
yaitu dalam penggerakan masyrakat dan penyuluhan. Selain itu bila memungkinkan,
kegiatan posyandu dapat di laksanakan pada tempat yang sama dengan polindes.
Idealnya suatu polindes mempunyai bangunan tersendiri namun bisa juga menumpan
di salah satu rumah warga atau bersatu dengan kediaman bidan di desa, dan masih
di bawah pengawasan dokter puskesmas setempat (bisma, 2006).
Pertolongan
persalinan yang di tangani di polindes adalah persalinan normal serta kasus
dengan resiko sedang (faktor yang secara tidak langsung dapat membahayakan ibu
hamil dan bersalin sehingga memerlukan pengawasan serta perawatan profesional).
Pondok bersalin desa atau Polindes adalah salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumberdaya masyrakat (UKBN) yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta
masyrakat di dalam penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa
2.5.1
Persyaratan polindes
Secara umum persyaratan untuk
mendirikan polindes adalah tersedianya tempat yang bersih,namun serasi dengan
lingkungan perumahan di desa. Secara lebih rinci persyaratan yang di perlukan
adalah:
1. Tersedianya
bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
2. Tersedianya
sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan,antara lain;
- bidan KIT
- IUD KIT
- Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil
- timbanga berat badan ibu dan pengukur tinggi badan
- Infuset dan cairan dextrose 5%,NaCl 0,9%
- Obat-obatan sederhana dan uterotonika
- Buku-buku pedoman KIA,KB dan pedoman kesehatan lainnya
- Inkubator sederhana
- bidan KIT
- IUD KIT
- Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil
- timbanga berat badan ibu dan pengukur tinggi badan
- Infuset dan cairan dextrose 5%,NaCl 0,9%
- Obat-obatan sederhana dan uterotonika
- Buku-buku pedoman KIA,KB dan pedoman kesehatan lainnya
- Inkubator sederhana
3. Memenuhi
persyaratan rumah sehat antara lain;
- Penyediaan air bersih
- Ventilasi cukup
- Penerangan cukup
- Tersedianya pembuangan air limbah
- Lingkungan pekarangan bersih
- Ukuran minimal 3x4 meter per segi
- Penyediaan air bersih
- Ventilasi cukup
- Penerangan cukup
- Tersedianya pembuangan air limbah
- Lingkungan pekarangan bersih
- Ukuran minimal 3x4 meter per segi
4. Lokasi
dapatdi capai dengan mudah oleh penduduk sekitar dan mudah di jangkau oleh
kendaraan roda empat
5. Ada
tenpat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post partum
(minimal satu tempat tidur).
2.5.2 Fungsi polindes
1. Sebagai tempat
pelayanan ibu dan anak (termasuk KB)
2. Sebagai tempat
pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
3. Sebagai tempat untuk
konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyrakat dan dukun bayi maupun
kader.
Faktor pendukun tumbuh kembang polindes antara lain: dikungan
pemerintah daerah setempat, kerja sama lintas sektor dan lintas progrm ( KIA
dan promosi kesehatan), koordinasi yang baik antara puskesmas dengan camat dan
kepala desa, kebutuhan masyrakat terhadap pelayanan kesehatan, keberadaan bidan
desa serta keterampilan dan keramahan bidan desa. Faktor penghambat tumbuh
kembang polindes antara lain kesulitan mendapat lokasi strategis, kesulitan
manggali peran serta masyrakat, bidan tidak tinggal di desa, budaya masyarakat
melahirkan di dukun dan melahirkan di rumahnya sendiri (Dinkes Bonbol 2009).
Dalam menganalisis pertumbuhan polindes harus mencapai
indikator tingkat perkembangan polindes yang mencakup beberapa hal yaitu:
1. Fisik
tempat yang di sediakan oleh masyarakat untuk polindes perlu memenuhi antara
lain: Bangunan polindes tanpak bersih, Lingkungan yang sehat, Mempunyai jumlah
ruangan yang cukup, Tempat pelayanan yang bersih dengan aliran udara/vertilitas
yang baik terjamin, mempunyai perabotan dan alat-alat yang menandai untuk
pelaksaan pelayanan, mempunyai sarana air bersih dan jamban yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
2. Tempat
tinggal bidan desa, keberadaan idan di desa secara terus menerus ( menetap)
menentukan efektifitas pelayananya
3. Pengelolaan
polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan
pelayanan oleh masyarakat.
4. Tingkat
rendahnya cakupan persalinan di pengaruhi oleh banyak faktor di antaranya
ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan termasuk di dalamnya keberadaan
polindes sert tenaga profesionalnya
5. Tersedianya
air bersi merupakan salah satu persyaratan untuk hidup sehat
6. Kemitraan bidan dan dukun bayi, kader
masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi
7. Kegiatan
KIE. Merupakan salah satu teknolgi peningkatan peran serta masyarakat yang
bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara dan
melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang di milikinya, melalui
jalan komunikasi informasi dan edukasi yang bersifat praktis
8. Dana
sehat/JPKM merupakan wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat, pada
gilirannya di harapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat setempat.
Penerapan manajemen
mutu
Misi
bisnis
harapan pelanggan
komitmen
proses personel
peningkatan kepuasan pelanggan
peningkatan daya saing
pengurangan biaya
sertifikasi
BAB III
KESIMPULAN
Kualitas
pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu
ukuran yang inklusif dari kesejahtraan klien sesuatu itu dihitung keseimbangan
antara keuntungan yang diraih dan kerugian yang semua itu merupakan
penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan keseluruhan bagian ( donabedian,
1980 cit. Wijoyo, 1999 )
Ada
3 tingkat kepuasan pelanggan, yaitu ;
1. bila
penampilan kurang dari harapan , pelanggan tidak puas
2. bila
penampilan sebanding dengan harapan , pelanggan puas
3. bila
penampilan melebihi harapan , pelanggan amat puas atau senang
Seperti peningkatan mutu pelayanan yang
dilakukan bidan didesa dengan wadah polindes. Wijoyo (1999) menerangkan bahwa
mutu dapat dilihat dari berbagai perspektif ;
·
untuk pasien dan
masyarakat , mutu pelayanan berarti suatu empati, respek dan tanggap akan kebutuhan, pelayanan harus
sesuai dengan mereka dan diberikan dengan cara yang ramah waktu merekah
berkunjung.
·
untuk petugas kesehatan
,mutu berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu
pengataahuan dan keterampilan yang maju, mutu pelayanan yang baik dan memenuhi
standar yang baik.
·
untuk manager dan
administrator, mutu pelayanan tidak terlalu berhubungan langsung dengan tugas
mereka sehari – hari. Namun, tetap sama pentingnya. Untuk manager, faktor pada
mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat yang baik.
·
untuk yayasan atau
pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenagah profesionl yang
bermutu dan cukup. Pada umumnya para manger dan pemilik institusi mengharapkan
efesiensi dan kewajiban penyelenggaraan, minimal yang tidak merugikan jika
dipandang dari berbagai aspek seperti tidak adanya pemborosan tenaga,
peralatan, biaya, waktu dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Manajemen
mutu pelayanan kesehatan untuk bidan syafirudin ,SKM,Mkes Dkk ,trans info media
jakarta, hal;59-78
Ilmu-pasti-pengunkap-kebenaran.blogspot.com/2012/06/makalah-mutu-pelayanan-kebidanan.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar