Autumn Falling Leaves

Selasa, 15 November 2016

Makalah Kualitas Pelayanan Kebidanan




KATA  PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dalam bentuk dan isi yang sangat sederhana.
   Salam dan salawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, dimana beliau adalah sosok yang sangat dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh umatnya, kami sampaikan terima kasih kepada dosen dan rekan-rekan yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
   Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan kami buat selanjutnya.





                                                                                     Bulukumba, 9 septembar 2014


Mariana





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI   

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan pembahasan

BAB II PEMBAHASAN   
2.1  konsep kualitas pelayanan
2.2  peningkatan kualitas pelayanan
2.3  indikator untuk mengukur kepuasan pelanggan
2.4  mutu pelayanan dalam kebidanan
2.5 konsep tentang polindes

BAB III PENUTUP   
1.Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA   





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG

Tujuan pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah mewujudkan indonesia sehat 2015 yang antara lain memuat harapan agar penduduk indonesia memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata.untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di selenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu.puskesmas adalah penanggung  jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama dan juga merupakan wadah peran serta masyrakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang tersebar luas kepolosok seluruh tanah air.

Puskesmas sebagai salah satu sistem penyelenggara pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar peningkatan kualitas manusia yang secara empirik telah dapat meratakan pelayanan di bidan kesehatan.

Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat penyelenggara pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyrakat yang tinggal di wilayah tertentu.

Berdasarkan misi tersebut,puskesmas mempunyai kewenangan dan tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyrakat yang secara administratif di wilayah kejanya.Bentuk pelayanan kesehatan yang di berikan di puskesmas bersifat menyeluruh (comprehensive healt care service) , yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif, preventif, kuaratif dan rehabilitatif.

Oleh sebab itu pelayanan kesehatan yang baik memiliki peran penting untuk memberikan kepuasan terhadap pasien.pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah harapan pelanggan/pasien untuk tetap memilih tempat pelayan medis (klinik, rumah sakit, balai pengobatan, puskesmas dan sebagainya) untuk kebutuhan layanan medis.akan tetapi kualitas dan nilai pelanggan pada umumnya belum sepenuhnya di perhatikan oleh pihak puskesmas, sedangkan pemberian kualitas dan nilai jasa yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan pemasaran jasa untuk meningkatkan loyalitas pelanggan atau pasien.
Aspek kualitas dan nilai pelayanan harus di nilai dari dua sisi,yaitu dari sisi petugas dan dari sisi pasien.dari sisi petugas, kualitas pelayanan berarti keleluasaan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien sesuai dengan standar teknis yang berlaku.dari sisi pasien, pelayanan kesehatan di anggap berkualitas jika sesuai dengan harapannya.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana pengertian kualitas pelayanan ?
2.      Bagaimana upaya peningkatan kualitas pelayanan ?
3.      Bagaimana indikator untuk mengukur kepuasan pelanggang ?
4.      Apakah yang dimaksud mutu pelayanan dalam kebidanan ?
5.      Apa itu konsep polindes ?

1.3  TUJUAN PEMBELAJARAN
1.      Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana kualitas pelayanan
2.      Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara peningkatan kualitas pelayanan
3.      Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana indikator untuk mengukur kepuasan pelanggang
4.      Mahasiswa mampu mengetahui Apakah yang dimaksud mutu pelayanan dalam kebidanan
5.      Mahasiswa mampu mengetahui apa konsep tentang polindes






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KUALITAS PELAYANAN
Pengertian kualitas pelayanan menurut beberapa ahli adalah ;
            Kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu ukuran yang inklusif dari kesejahtraan klien sesuatu itu dihitung keseimbangan antara keuntungan yang diraih dan kerugian yang semua itu merupakan penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan keseluruhan bagian ( donabedian, 1980 cit. Wijoyo, 1999 )
            Kualitas pelayanan kesehatan mengacu pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang disatu pihak menimbulkan kepuasan pasien ( Azwar )
            Kualitas pelayanan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen ( tjiptono 2007 )
Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini dapat diartikan sebagai jasa atau survice yang di sampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan , kecepatan ,hubungan ,kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen ( kotler 2002;83 )

2.2 PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN
Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di antaranya ialah ;
Menciptakan visi tentang pelayanan Antenatal sehingga semua petugas polindes mempunyai komitmen untuk melaksanakan pelayanan Antenatal secara maksimal.
5.2.1        Perlu dikembangkan supervisi yang memfasilitasi (kunjungan rumah) seperti ibu hamil yang belum pernah memeriksakan kehamilannya.
5.2.2        Perlu adanya upaya untuk menyesuaikan target ibu hamil dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah polindesmelalui validasi data secara dinamis. Pendataan dapat melalui bidan desa, kader desa wisma, atau kader posyandu.
5.2.3        Menyusun perencanaan terpadu polindes dengan melibatkan masyarakat desa untuk meningkatkan kualitas pelayanan Antenatal.
5.2.4        Menyusun Standart Operating Procedure(SOP) yang meliputi prosedur untuk memenuhi hak-hak ibu hamil dalam pelayanan Antenatal.
5.2.5        Memberikan kesempatan kepada bidan dan petugas kesehatan lainnya untuk pelatihan dan pengembangan sebagai upaya meningkatkan kompetensinya.pelatihan tersebut termasuk pelatihan tentang tehnik komunikasi yang efektif dan pengelolaan program KIA, agar mampu menyampaikan berbagi informasi yang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memelihara kehamilan yang sehat dan pelatihan pelayanan Antenatal comprehensif dan pelayanan prima untuk meningkatkan kemampuan bidan dalam memberikan pelayanan Antenatal yang lebih berkualitas.
5.2.6        Review pelaksanaan pencatatan kohort dan pelaporan PWS KIA secara benar.
5.2.7        Perbaikan fasilitas polindes yang menunjang kenyamanan pasien.

2.3 INDIKATOR UNTUK MENGUKUR KEPUASAN PELANGGANG
Philip kotler dalam bukunya “marketing management” mendefinisikan bahwa ; kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk/jasa yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang.
Dengan demikian tingkat kepuasan pelanggan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan produk/jasa dengan harapan pelanggan.
Djoko wijoyo, dalam bukunya “manajemen mutu pelayanan kesehatan” menyebutkan bahwa ;
Ada 3 tingkat kepuasan pelanggan, yaitu ;
5.3.1        bila penampilan kurang dari harapan , pelanggan tidak puas
5.3.2        bila penampilan sebanding dengan harapan , pelanggan puas
5.3.3        bila penampilan melebihi harapan , pelanggan amat puas atau senang
Menurut Parasuraman dalam Wiyono (1999) terdapat 10 indikator untuk mengukur kepuasan pelanggang. Dalam perkembangan selanjutnya ke sepuluh faktor tersebut dirangkum menjadi 5 (lima) dimensi mutu pelayanan sebagai penentu kualitas jasa, yaitu ;
-          Bukti langsung ; adalah segala sesuatu yang tampak seperti ;fasilitas, peralatan, kenyamanan ruangan dan sikap petugas
-          Keandalan adalah elemen yang berkaitan dengan kemampuan untuk mewujutkan pelayanan yang dapat di andalkan
-          Daya tangkap adalah elemen yang berkaitan dengan kesediaan karyawan dalam membantu dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien , petugas dapat memberikan informasi yang jelas, petugas memberikan pelayanan dengan segera dan tepat waktu, petugas memberikan pelayanan yang baik.
-          Jaminan hal ini terutama mencakup pengetahuan , kemampuan ,kesopanan dan sikap dapat dipercaya petugas. Selain itu, bebas dari bahaya saat pelayanan merupakan jaminan juga
-          Empati meliputi perhatian pribadi dalam memahami kebutuhan para pasien.

2.4 MUTU PELAYANAN DALAM KEBIDANAN
Seperti peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan bidan didesa dengan wadah polindes. Wijoyo (1999) menerangkan bahwa mutu dapat dilihat dari berbagai perspektif ;
2.4.1 untuk pasien dan masyarakat , mutu pelayanan berarti suatu empati, respek dan  tanggap akan kebutuhan, pelayanan harus sesuai dengan mereka dan diberikan dengan cara yang ramah waktu merekah berkunjung.
2.4.2 untuk petugas kesehatan ,mutu berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengataahuan dan keterampilan yang maju, mutu pelayanan yang baik dan memenuhi standar yang baik.
2.4.3 untuk manager dan administrator, mutu pelayanan tidak terlalu berhubungan langsung dengan tugas mereka sehari – hari. Namun, tetap sama pentingnya. Untuk manager, faktor pada mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat yang baik.
2.4.4 untuk yayasan atau pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenagah profesionl yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para manger dan pemilik institusi mengharapkan efesiensi dan kewajiban penyelenggaraan, minimal yang tidak merugikan jika dipandang dari berbagai aspek seperti tidak adanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya, waktu dan sebagainya.
Unsur – unsur yang pokok dalam program menjaga mutu pelayanan agar selalu berkualitas terbagi atas 4 unsur , diantaranya;
a.       Unsur masukan
Unsur masukan adalah semua hal yang diperlukan untuk terselengaranya satu pelayanan kesehatan, unsur masukan terpenting adalah tenaga , dana dan sarana yang meliputi satrana fisik, perlengkapan, peralatan ,organisasi dan managemen , keuangan , sumber daya manusia serta sumber daya lainya di fasilitas kesehatan. Hal ini berarti yang dimaksud dengan struktur adalah infut , baik tidaknya struktur infut dapat diukur dari ;
1.      Jumlah besarnya infut
2.      Mutu struktur
3.      Besarnya anggaran atau biaya
4.      Kewajaran
Dan sarana ( kuantitas dan kualitas ) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan ( standard of personels and facilities ), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
b.      Unsur lingkungan
Unsur lingkungan adalah keadaan lingkungan sekitar yang mempengaruhi penyelengaraan pelayanan kesehatan . untuk suatu institusi kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting adalah kebijakan, organisasi dan mangemen , secara umum disebutkan apabila kebijakan, organisasi dan managemen tersebut tidak sesuaidengan standar dan /atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan bermutuny pelayanan kesehatan

c.       Unsur proses
Unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan pada waktu penyelengaraan pelayanan kesehatan . tindakan tersebut dapat dibedakan atas 2 macamyakni ; tindakan medis dan tindakan non medis , secara umum disebukan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan ( standard of conduct ) maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan
Proses;
 Proses adalah semua kegiatan yang dilaksanankan secara profesional oleh tenaga kesehatan dan interaksinya dengan pasien. Dalam pengertian proses ini mencakup diagnosa , rencana pengobatan ,indikasi, tindakan, sarana kegiatan dokter, kegiatan perawatan, dan penanganan kasus . baik tidaknya proses dapat diukur dari;
1.      Relefan tidaknya proses itu bagi pasien
2.      Fleksibel dan efektifitas
3.      Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang sesuai
4.      Kewajaran , tidak kurang dan tidak berlebihan

d.      Unsur keluaran
Unsur keluaran adalah yang menunjukan pada penampilan ( performance ) pelayanan kesehatan. Penampilan dapat dibedakan atas dua macam, pertama penampilan aspek medis pelayanan kesehatan , kedua penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan . secara umum disebutkan apabila keduan penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah dietapkan ( standard of performance ) maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu. Keempat unsur pelayanan ini saling terkait dan mempengaruhi.
            Out came;
Out came adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien . penilaian terhadap outcame adalah hasil akhir dari kesehatan atau kepuasan .outcam jangka pendek sepeti semuh dari sakit , cacat dan lain – lain. Outcame jangka panjang seperti kemungkinan – kemungkinan kambuh , kemungkinan sembuh dimasa datang
Berdasarkan dari penilaian di atas , mutu pelayanan yang baik menurut (sabarguna, 2004) adalah;
1.      Tersedia dan terjangkau
2.      Tepat kebutuhan
3.      Tepat sumber daya
4.      Tepat standar profesi/etika profesi.

2.5 konsep tentang polindes
 Pondok bersalin desa (polindes adalah salah satu bentuk serta peran masyrakat dalam menyediakan tempat pertolingan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya,termasuk KB di desa (Depkes RI, 1999) polindes di rintis dan di kelola oleh pamong desa setempat. Berbeda dengan posyandu yang pelaksanaanya di lakukan oleh kader dukun oleh petugas puskesmas, maka petugas polindes pelayanannya tergantung pada keberadaan bidan,oleh karena pelayanan di polindes merupakan peelayanan profesi bidan.
Kader masyrakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi, oleh karena itu polindes di manfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan bidan dengan dukun bayi dalam proses persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan di polindes seperti perannya dalam melaksanakan kegiatan posyandu yaitu dalam penggerakan masyrakat dan penyuluhan. Selain itu bila memungkinkan, kegiatan posyandu dapat di laksanakan pada tempat yang sama dengan polindes. Idealnya suatu polindes mempunyai bangunan tersendiri namun bisa juga menumpan di salah satu rumah warga atau bersatu dengan kediaman bidan di desa, dan masih di bawah pengawasan dokter puskesmas setempat (bisma, 2006).
Pertolongan persalinan yang di tangani di polindes adalah persalinan normal serta kasus dengan resiko sedang (faktor yang secara tidak langsung dapat membahayakan ibu hamil dan bersalin sehingga memerlukan pengawasan serta perawatan profesional). Pondok bersalin desa atau Polindes adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyrakat (UKBN) yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyrakat di dalam penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa
2.5.1 Persyaratan polindes
            Secara umum persyaratan untuk mendirikan polindes adalah tersedianya tempat yang bersih,namun serasi dengan lingkungan perumahan di desa. Secara lebih rinci persyaratan yang di perlukan adalah:
1.      Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
2.      Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan,antara lain;
- bidan KIT
- IUD KIT
- Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil
- timbanga berat badan ibu dan pengukur tinggi badan
- Infuset dan cairan dextrose 5%,NaCl 0,9%
- Obat-obatan sederhana dan uterotonika
- Buku-buku pedoman KIA,KB dan pedoman kesehatan lainnya
- Inkubator sederhana
3.      Memenuhi persyaratan rumah sehat antara lain;
-  Penyediaan air bersih
- Ventilasi cukup
- Penerangan cukup
- Tersedianya pembuangan air limbah
- Lingkungan pekarangan bersih
- Ukuran minimal 3x4 meter per segi
4.      Lokasi dapatdi capai dengan mudah oleh penduduk sekitar dan mudah di jangkau oleh kendaraan roda empat
5.      Ada tenpat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post partum (minimal satu tempat tidur).


2.5.2  Fungsi polindes
1. Sebagai tempat pelayanan ibu dan anak (termasuk KB)
2. Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
3. Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyrakat dan dukun bayi maupun kader.

      Faktor pendukun tumbuh kembang polindes antara lain: dikungan pemerintah daerah setempat, kerja sama lintas sektor dan lintas progrm ( KIA dan promosi kesehatan), koordinasi yang baik antara puskesmas dengan camat dan kepala desa, kebutuhan masyrakat terhadap pelayanan kesehatan, keberadaan bidan desa serta keterampilan dan keramahan bidan desa. Faktor penghambat tumbuh kembang polindes antara lain kesulitan mendapat lokasi strategis, kesulitan manggali peran serta masyrakat, bidan tidak tinggal di desa, budaya masyarakat melahirkan di dukun dan melahirkan di rumahnya sendiri (Dinkes Bonbol 2009).

      Dalam menganalisis pertumbuhan polindes harus mencapai indikator tingkat perkembangan polindes yang mencakup beberapa hal yaitu:
1.      Fisik tempat yang di sediakan oleh masyarakat untuk polindes perlu memenuhi antara lain: Bangunan polindes tanpak bersih, Lingkungan yang sehat, Mempunyai jumlah ruangan yang cukup, Tempat pelayanan yang bersih dengan aliran udara/vertilitas yang baik terjamin, mempunyai perabotan dan alat-alat yang menandai untuk pelaksaan pelayanan, mempunyai sarana air bersih dan jamban yang memenuhi persyaratan kesehatan.
2.      Tempat tinggal bidan desa, keberadaan idan di desa secara terus menerus ( menetap) menentukan efektifitas pelayananya
3.      Pengelolaan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat.
4.      Tingkat rendahnya cakupan persalinan di pengaruhi oleh banyak faktor di antaranya ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan termasuk di dalamnya keberadaan polindes sert tenaga profesionalnya
5.      Tersedianya air bersi merupakan salah satu persyaratan untuk hidup sehat
6.       Kemitraan bidan dan dukun bayi, kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi
7.      Kegiatan KIE. Merupakan salah satu teknolgi peningkatan peran serta masyarakat yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara dan melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang di milikinya, melalui jalan komunikasi informasi dan edukasi yang bersifat praktis
8.      Dana sehat/JPKM merupakan wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat, pada gilirannya di harapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat setempat.

Penerapan manajemen mutu
Misi bisnis


 

harapan pelanggan


komitmen
proses                                                  personel


peningkatan kepuasan pelanggan


 



peningkatan daya saing


pengurangan biaya


sertifikasi

BAB III
KESIMPULAN

Kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu ukuran yang inklusif dari kesejahtraan klien sesuatu itu dihitung keseimbangan antara keuntungan yang diraih dan kerugian yang semua itu merupakan penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan keseluruhan bagian ( donabedian, 1980 cit. Wijoyo, 1999 )
Ada 3 tingkat kepuasan pelanggan, yaitu ;
1.      bila penampilan kurang dari harapan , pelanggan tidak puas
2.      bila penampilan sebanding dengan harapan , pelanggan puas
3.      bila penampilan melebihi harapan , pelanggan amat puas atau senang
Seperti peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan bidan didesa dengan wadah polindes. Wijoyo (1999) menerangkan bahwa mutu dapat dilihat dari berbagai perspektif ;
                                   ·          untuk pasien dan masyarakat , mutu pelayanan berarti suatu empati, respek dan  tanggap akan kebutuhan, pelayanan harus sesuai dengan mereka dan diberikan dengan cara yang ramah waktu merekah berkunjung.
                                   ·          untuk petugas kesehatan ,mutu berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengataahuan dan keterampilan yang maju, mutu pelayanan yang baik dan memenuhi standar yang baik.
                                   ·          untuk manager dan administrator, mutu pelayanan tidak terlalu berhubungan langsung dengan tugas mereka sehari – hari. Namun, tetap sama pentingnya. Untuk manager, faktor pada mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat yang baik.
                                   ·          untuk yayasan atau pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenagah profesionl yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para manger dan pemilik institusi mengharapkan efesiensi dan kewajiban penyelenggaraan, minimal yang tidak merugikan jika dipandang dari berbagai aspek seperti tidak adanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya, waktu dan sebagainya.




















DAFTAR PUSTAKA

Manajemen mutu pelayanan kesehatan untuk bidan syafirudin ,SKM,Mkes Dkk ,trans info media jakarta, hal;59-78
Ilmu-pasti-pengunkap-kebenaran.blogspot.com/2012/06/makalah-mutu-pelayanan-kebidanan.html?m=1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar