KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Makalah ini dalam bentuk dan isi yang sangat sederhana.
Salam dan salawat semoga selalu tercurah
kepada baginda Rasulullah SAW, dimana beliau adalah sosok yang sangat
dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh umatnya, kami sampaikan terima kasih
kepada dosen dan rekan-rekan yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang
akan kami buat selanjutnya.
Bulukumba,23 februari 2013
Mariana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
1. sistem
integumen (kulit).
2. perubahan ibu hamil pada sistem integumen (kulit).
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kehamilan
adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama kehamilan berlangsung
banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang wanita untuk itu diperlukan
waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan
ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Namun bahkah kita
bahwa saat hamil pertama merupakan saat dimana seorang wanita mengalami perubahan
yang sangat signifikan baik dari segi fisik seperti perut yang membuncit dan
payudara membesar ataupun dari segi psikologisnya seperti lebih sensitif, ingin
perhatian yang lebih dari orang-orang disekitarnya, atau bahkan mengalami
gangguan body image karena perubahan fisik yang dialaminya.
Perubahan-perubahan
tersebut tidak jarang menimbulkan syok terutama pada wanita yang baru pertama
mengalami kehamilan (primigravida), meskipun terkadang pada wanita yang telah
hamil lebih dari satu (multigravida) pun sering terjadi namun segera dapat
diatasi karena telah memiliki pengalaman pada saat hamil sebelumnya.
Selama kehamilan kebanyakan wanita
mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang
wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan
bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya.
Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam
kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau
bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan.
Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih
bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat,
seperti mencari dukungan baru.
Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan
tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi dukungan dan memperhatikan
keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan.
A. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa penertian sistem integumen
(kulit)?
2.
Bagaimana perubahan ibu hamil pada
sistem integumen ?
B. TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem integumen (kulit).
2. Untuk mengetahui bagaimana perubahan
ibu hamil pada sistem integumen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem integumen
(kulit)
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian
tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada
manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan
lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan
seseorang.
Kulit
memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme
biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi
dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
Sifat-sifat
anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh sangat berbeda.
Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali
yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak
tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan
pencerminan penyesuaiannya kepad fungsinya masing - masing. Kulit di daerah –
daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan
bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksayang
ada di dalam lapisan kulitnya.
Pada
permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk
pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap
orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki
atau dikenal dengan pola sidik jari (dermatoglifi).
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari),
dermis (kulit jangat atau korium) dan
lapisan subkutan.
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit
paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit,
karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda
pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya
pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,05
milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis
disebut keratinosit. Tidak ada terdapat pembuluh darah
pada epidermis. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional
epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang
merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada
epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
A. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang
paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk
terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami
proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
B. Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan
barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap
sebagaipenyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening
terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan
bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembuscahaya). Lapisan ini
sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses
keratinisasi bermula dari lapisan bening.
C.Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit
berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya,
berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit
telapak tangan dan telapak kaki.
D. Lapisan bertaju (stratum
spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi terdiri
atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraanjembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling
berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi
filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabutprotein. Sel-sel pada lapisan
taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.
E.Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum
basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis,
dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus
terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan
lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi
epidermis dengan dermis.
2.
Dermis
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa,
tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit
atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot
penegak rambut (muskulus arektor pili).
3. Lapisan
Subkutan / jaringan penyambung
Lapisan
ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat
bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ
tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
B. Perubahan sistem integumen pada
ibu hamil
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain
striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang
merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.
Pada
banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan
muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan
chloasma atau pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya
akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasespsi oral
juga bisa menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama.
1. Muka
Pada
kedua belah pipi dan hidung menyerupai topeng (topeng kehamilan) Cloasma
gravidarum / zwangerschapmasker.
2. Areola Mamae dan Putting susu
Areola
Mamae daerah yang warnanya hitam disekitar putting susu, pada kehamilan
warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang biasanya tidak berwarna,
sekarang berwarna hitam (secundair areola mamae). Puting susu juga menghitam
dam membesar, lebih menonjol.
Payudara secara bertahap mengalami pembesaran Karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Pada awal kehamilan, keluar
cairan jernih (kolostrum). Pigmen disekitar puting (areola) tumbuh lebih gelap
Kelenjar Montgomery menonjol keluar.
3. Linea alba
Garis
hitam yg terbentang dari atas symphisis – pusat. Warna lebih hitam, kecuali
akan timbul garis baru yg terbentang di tengah-tengah atas pusat ke atas (linea
nigra). Pada bagian badan ini kecuali ada hiperpigmentasi adapula yang mirip
garis-garis pada kulit (Striae Gravidarum).
Dua macam striae gravidarum :
A. Striae
Livide
Garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae
terjadi karena : ada H yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan pada jaringan
yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru.
Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang
berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi putih, karena sudah
mengalami peregangan
B. Striae albicans (pada multigravida).
Biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini
kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita, yang disebabkan adanya
peregangan jaringan yang menyebabkan
4. Hiperpigmentasi.
Hiperpigmentasi terjadi karena kelenjar pituitari yang meningkat dan
mengeluarkan hormon melanotropin yang dipengaruhi oleh MSH (Melanotropin
Stimulating Hormon).
Selain itu Perubahan sistem
intugumen yang dirasakan ibu hamil adalah sebagai berikut.
1.
Trimester 1
a. Palmar eritema (kemerahan di telapak tangan) dan spider
nevi.
b. Linea
alba/nigra.
2.
Trimester 2 dan 3.
a.Chloasma dan
perubahan warna areola.
b. Striae gravidarum (bulan 6-7).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Selama kehamilan seorang
wanita hamil akan banyak mengalami perubahan untuk itu diperlukan waktu untuk
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan selama
kehamilan meliputi perubahan pada sistem reproduksi, sistem urinaria, sistem kardiovaskular,
sistem gastrointestinal, metabolisme, sistem muskuloskeletal, sistem integumen,
payudara, sistem endokrin, indeks massa tubuh dan berat badan, sistem
pernafasan serta sistem neurologi. Khususnya primigravida yang belum sepenuhnya
mengetahui akan perubahan yang terjadi, sering kali perubahan tersebut
menimbulkan kekhawatiran. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu usia,
pendidikan, dan pekerjaan.
Untuk itu
ibu hamil memerlukan penjelasan, nasihat dan saran mengenai perubahan-perubahan
yang terjadi selama kehamilan khususnya dari bidan, perawat dan dokter sehingga
ibu hamil tidak lagi khawatir dengan perubahan yang dialaminya.
B. SARAN
Bagi seorang bidan sebaiknya melakukan
penyuluhan kepada calon ibu tentang bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi
saat kehamilan agar ibu-ibu yang hamil nantinya tidak kawatir terhadap
perubahan pada dirinya,
Bagi calon ibu seharus nya rajin-rajin lah
menggali informasi mengenai kehamilan agar rasa cemas saat terjadi perubahan
pada diri ketika hamil dapat dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.blogdokter.net.Diakses tanggal: 18 November 2011.
Harnawatia. 2008. Perubahan anatomi dan
fisiologi wanita hamil. Tersedia di: http://harnawatiaj.wordpress.com. Diakses
tanggal: 18 November 2011.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmi kebidanan, Edisi
Keempat, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo, Jakarta. 2008
Arikunto, Suharsimi. (2009). Managemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Erfandi.
(2009). Duniabaca.com/defenisi-pengetahuanserta-faktor-yang-
mempengaruhi pengetahuan.html. from: http://www.faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan.
Farer, Helen. (2009). Perawatan Maternal. Jakarta
: EGC.
Hani,
Ummi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
1. sistem integumen (kulit).
2. perubahan ibu hamil pada sistem integumen (kulit).
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang wanita untuk itu diperlukan waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Namun bahkah kita bahwa saat hamil pertama merupakan saat dimana seorang wanita mengalami perubahan yang sangat signifikan baik dari segi fisik seperti perut yang membuncit dan payudara membesar ataupun dari segi psikologisnya seperti lebih sensitif, ingin perhatian yang lebih dari orang-orang disekitarnya, atau bahkan mengalami gangguan body image karena perubahan fisik yang dialaminya.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru.
Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan.
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem integumen (kulit).
2. Untuk mengetahui bagaimana perubahan ibu hamil pada sistem integumen.
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan.
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,05 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Tidak ada terdapat pembuluh darah pada epidermis. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
A. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
B. Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagaipenyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembuscahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis.
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasespsi oral juga bisa menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama.
Pada kedua belah pipi dan hidung menyerupai topeng (topeng kehamilan) Cloasma gravidarum / zwangerschapmasker.
2. Areola Mamae dan Putting susu
Areola Mamae daerah yang warnanya hitam disekitar putting susu, pada kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang biasanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola mamae). Puting susu juga menghitam dam membesar, lebih menonjol.
Payudara secara bertahap mengalami pembesaran Karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Pada awal kehamilan, keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen disekitar puting (areola) tumbuh lebih gelap Kelenjar Montgomery menonjol keluar.
3. Linea alba
Garis hitam yg terbentang dari atas symphisis – pusat. Warna lebih hitam, kecuali akan timbul garis baru yg terbentang di tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini kecuali ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit (Striae Gravidarum).
Dua macam striae gravidarum :
A. Striae Livide
Garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae terjadi karena : ada H yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan
B. Striae albicans (pada multigravida).
Biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita, yang disebabkan adanya peregangan jaringan yang menyebabkan
4. Hiperpigmentasi.
Hiperpigmentasi terjadi karena kelenjar pituitari yang meningkat dan mengeluarkan hormon melanotropin yang dipengaruhi oleh MSH (Melanotropin Stimulating Hormon).
Selama kehamilan seorang wanita hamil akan banyak mengalami perubahan untuk itu diperlukan waktu untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan selama kehamilan meliputi perubahan pada sistem reproduksi, sistem urinaria, sistem kardiovaskular, sistem gastrointestinal, metabolisme, sistem muskuloskeletal, sistem integumen, payudara, sistem endokrin, indeks massa tubuh dan berat badan, sistem pernafasan serta sistem neurologi. Khususnya primigravida yang belum sepenuhnya mengetahui akan perubahan yang terjadi, sering kali perubahan tersebut menimbulkan kekhawatiran. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu usia, pendidikan, dan pekerjaan.
Harnawatia. 2008. Perubahan anatomi dan fisiologi wanita hamil. Tersedia di: http://harnawatiaj.wordpress.com. Diakses tanggal: 18 November 2011.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmi kebidanan, Edisi Keempat, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo, Jakarta. 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar