Autumn Falling Leaves

Kamis, 10 November 2016

Makalah Perubahan Sistem Integumen Pada Ibu Hamil

KATA  PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dalam bentuk dan isi yang sangat sederhana.
   Salam dan salawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, dimana beliau adalah sosok yang sangat dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh umatnya, kami sampaikan terima kasih kepada dosen dan rekan-rekan yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
   Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan kami buat selanjutnya.



                                                                  Bulukumba,23 februari 2013

                                                                                    Mariana






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI   

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan pembahasan

BAB II PEMBAHASAN   
1.
sistem integumen (kulit).
2. perubahan ibu hamil pada sistem integumen (kulit).


BAB III PENUTUP   
1.Kesimpulan
2. Saran
 
DAFTAR PUSTAKA   







BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
     Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang wanita untuk itu diperlukan waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil.  Namun bahkah kita bahwa saat hamil pertama merupakan saat dimana seorang wanita mengalami perubahan yang sangat signifikan baik dari segi fisik seperti perut yang membuncit dan payudara membesar ataupun dari segi psikologisnya seperti lebih sensitif, ingin perhatian yang lebih dari orang-orang disekitarnya, atau bahkan mengalami gangguan body image karena perubahan fisik yang dialaminya.
    Perubahan-perubahan tersebut tidak jarang menimbulkan syok terutama pada wanita yang baru pertama mengalami kehamilan (primigravida), meskipun terkadang pada wanita yang telah hamil lebih dari satu (multigravida) pun sering terjadi namun segera dapat diatasi karena telah memiliki pengalaman pada saat hamil sebelumnya.
     Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru.

    Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan.



A.   RUMUSAN MASALAH

1.    Apa penertian sistem integumen (kulit)?
2.    Bagaimana perubahan ibu hamil pada sistem integumen ?


B.    TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem integumen (kulit).
2.  Untuk mengetahui bagaimana perubahan ibu hamil pada sistem integumen.












BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian sistem integumen (kulit)
 
     Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepad fungsinya masing - masing. Kulit di daerah – daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksayang ada di dalam lapisan kulitnya.
          Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola sidik jari (dermatoglifi).
        
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan.
1. Epidermis
     Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,05 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Tidak ada terdapat pembuluh darah pada epidermis. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :

  
A. Lapisan tanduk (stratum corneum)
    Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.

B. Lapisan bening (stratum lucidum)
     Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagaipenyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembuscahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
     C.Lapisan berbutir (stratum granulosum)
    Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.

     D.  Lapisan bertaju (stratum spinosum)
     Disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraanjembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabutprotein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.

     E.Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
    Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis.

2. Dermis
   Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).

3.  Lapisan Subkutan / jaringan penyambung

 
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.


B.  Perubahan sistem integumen pada ibu hamil
 
    Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. 
   Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau pigmentasi yang berlebihan.     Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasespsi oral juga bisa menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama.

1. Muka
    Pada kedua belah pipi dan hidung menyerupai topeng (topeng kehamilan) Cloasma gravidarum / zwangerschapmasker.

2. Areola Mamae dan Putting susu
    Areola Mamae daerah yang warnanya hitam disekitar putting susu, pada kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang biasanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola mamae). Puting susu juga menghitam dam membesar, lebih menonjol.
   Payudara secara bertahap mengalami pembesaran Karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Pada awal kehamilan, keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen disekitar puting (areola) tumbuh lebih gelap Kelenjar Montgomery menonjol keluar.

3. Linea alba
    Garis hitam yg terbentang dari atas symphisis – pusat. Warna lebih hitam, kecuali akan timbul garis baru yg terbentang di tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini kecuali ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit (Striae Gravidarum).

Dua macam striae gravidarum :
 A. Striae Livide
    Garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae terjadi karena : ada H yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan

B. Striae albicans (pada multigravida).
     Biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita, yang disebabkan adanya peregangan jaringan yang menyebabkan

4. Hiperpigmentasi.
     Hiperpigmentasi terjadi karena kelenjar pituitari yang meningkat dan mengeluarkan hormon melanotropin yang dipengaruhi oleh MSH (Melanotropin Stimulating Hormon).
Selain itu Perubahan sistem intugumen yang dirasakan ibu hamil adalah sebagai berikut.
1.    Trimester 1
a. Palmar eritema (kemerahan di telapak tangan) dan spider nevi.
b. Linea alba/nigra.

2. Trimester 2 dan 3.
      a.Chloasma dan perubahan warna areola.
      b. Striae gravidarum (bulan 6-7).












BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
     
Selama kehamilan seorang wanita hamil akan banyak mengalami perubahan untuk itu diperlukan waktu untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan selama kehamilan meliputi perubahan pada sistem reproduksi, sistem urinaria, sistem kardiovaskular, sistem gastrointestinal, metabolisme, sistem muskuloskeletal, sistem integumen, payudara, sistem endokrin, indeks massa tubuh dan berat badan, sistem pernafasan serta sistem neurologi. Khususnya primigravida yang belum sepenuhnya mengetahui akan perubahan yang terjadi, sering kali perubahan tersebut menimbulkan kekhawatiran. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu usia, pendidikan, dan pekerjaan.
    Untuk itu ibu hamil memerlukan penjelasan, nasihat dan saran mengenai perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan khususnya dari bidan, perawat dan dokter sehingga ibu hamil tidak lagi khawatir dengan perubahan yang dialaminya.

B.  SARAN
    Bagi seorang bidan sebaiknya melakukan penyuluhan kepada calon ibu tentang bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi saat kehamilan agar ibu-ibu yang hamil nantinya tidak kawatir terhadap perubahan pada dirinya,
   Bagi calon ibu seharus nya rajin-rajin lah menggali informasi mengenai kehamilan agar rasa cemas saat terjadi perubahan pada diri ketika hamil dapat dipahami.





DAFTAR PUSTAKA




http://www.blogdokter.net.Diakses tanggal: 18 November 2011.

Harnawatia. 2008. Perubahan anatomi dan fisiologi wanita hamil. Tersedia di: http://harnawatiaj.wordpress.com. Diakses tanggal: 18 November 2011.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmi kebidanan, Edisi Keempat, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo, Jakarta. 2008

Arikunto, Suharsimi. (2009). Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Erfandi. (2009). Duniabaca.com/defenisi-pengetahuanserta-faktor-yang-                                                    mempengaruhi pengetahuan.html. from: http://www.faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Farer, Helen. (2009). Perawatan Maternal. Jakarta : EGC.

Hani, Ummi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar